Lihat ke Halaman Asli

Tyas Nurfadilani

Pelajar Sekolah

Pembatasan Pertalite: Dampak dan Solusi Bagi Pengguna

Diperbarui: 22 Oktober 2024   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/5P8zil0bs

Per 1 Oktober 2024, pemerintah Indonesia secara resmi melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, termasuk Pertalite. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengelola subsidi BBM agar lebih tepat sasaran. Selain kenaikan harga, pemerintah juga mulai membatasi penggunaan BBM bersubsidi, seperti Pertalite, hanya untuk kelompok tertentu. Kendaraan yang diizinkan untuk mengisi Pertalite adalah motor berkapasitas mesin di bawah 150 cc dan mobil di bawah 1.400 cc. Kebijakan ini terutama menyasar kelompok seperti ojek online dan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Pembatasan Penggunaan BBM Bersubsidi


Pembatasan ini diimplementasikan dengan sistem verifikasi berbasis teknologi, yaitu melalui penggunaan QR code yang dapat diakses melalui aplikasi MyPertamina. Sistem ini bertujuan memastikan subsidi tepat sasaran dan menghindari penyalahgunaan oleh pihak yang tidak berhak. Langkah tersebut diharapkan meningkatkan efisiensi distribusi BBM bersubsidi serta mendukung transparansi.

Namun, perubahan ini tentunya berdampak langsung pada masyarakat, terutama pengguna kendaraan kecil yang sebelumnya terbiasa mengandalkan Pertalite karena harganya yang lebih terjangkau. Beberapa kalangan mengkhawatirkan bahwa kebijakan ini akan mengurangi daya beli masyarakat dan menambah beban ekonomi, terutama bagi mereka yang tidak lagi memenuhi syarat untuk membeli BBM bersubsidi.

Solusi dari Pemerintah: Alternatif BBM dan Kemudahan Akses


Sebagai respons terhadap kekhawatiran ini, pemerintah berencana menyediakan alternatif BBM yang lebih ramah lingkungan, seperti Pertamax Green 92, yang merupakan campuran bahan bakar dengan bioetanol. Pertamax Green 92 diharapkan menjadi pilihan yang lebih terjangkau bagi masyarakat yang terkena dampak pembatasan Pertalite, sekaligus mendukung agenda pemerintah untuk menekan emisi dan menerapkan standar Euro 4.

Selain itu, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang proses pendaftaran subsidi BBM melalui aplikasi MyPertamina. Sistem ini diharapkan lebih mudah diakses oleh masyarakat luas sehingga mereka yang berhak mendapatkan subsidi dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Sosialisasi yang masif juga diperlukan agar masyarakat tidak merasa kebingungan dengan perubahan kebijakan ini.

Kebijakan pembatasan Pertalite ini patut diapresiasi sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki tata kelola subsidi BBM. Namun, perlu diingat bahwa dampaknya terhadap masyarakat, terutama yang kurang mampu, harus menjadi perhatian utama. Pemerintah perlu memastikan bahwa ada mekanisme kompensasi yang efektif untuk meringankan beban mereka. Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif agar masyarakat memahami alasan di balik kebijakan ini dan dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Langkah Jangka Panjang: Efisiensi Energi dan Penggunaan BBM yang Lebih Bersih

Selain mengelola subsidi, kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong transisi energi ke sumber yang lebih berkelanjutan. Dengan meminimalisasi ketergantungan pada energi fosil, pemerintah berharap dapat mempercepat penggunaan energi terbarukan dalam jangka panjang. Langkah ini juga merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan BBM yang menghasilkan emisi tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline