Lihat ke Halaman Asli

Samarkand: Kota Penting di Jalur Sutera yang Penuh dengan Peradaban Islam

Diperbarui: 25 Agustus 2022   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Samarkand merupakan nama sebuah kota di Provinsi Samarkand, di wilayah timur laut Uzbekistan tepatnya di lembah Sungai Zarafshan. Kota ini memiliki sejarah peradaban islam di Asia Tengah sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya islam. Kota Samarkand juga kaya akan budaya dunia karena letaknya yang menghubungkan jalur sutera antara China dan Barat. Bukti awal peradaban di kota Samarkand yaitu dengan ditemukannya pemukiman yang diperkirakan lebih dari 1500 SM. Terdapat juga situs kuno Afrosiab yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-7 SM tapi situs tersebut sudah dihancurkan oleh Genghis Khan pada abad ke-13. Selain itu dibagian selatan terdapat banyak peninggalan arsitektur dari abad pertengahan seperti pusat sosial, masjid, madrasah hingga pemukiman penduduk.

Ketika Islam datang, Samarkand mengalami perkembangan yang sangat signifikan, khususnya pada era Timurid, yang berlangsung dari abad ke-14 hingga ke-15 Masehi. Samarkand kemudian ditetapkan sebagai ibu kota kekaisaran Timurid. Samarkand berkembang sebagai pusat perdagangan selama bertahuntahun dan terkenal dengan penelitian ilmiah dan pembuatan kerajinan tangan. Menurut dokumen sejarah dari periode Han (206 SM--220 M), para pedagang Samarkand melakukan perjalanan ke berbagai kota di Tiongkok untuk bertransaksi bisnis logam mulia, rempah-rempah, dan kain. Ketika Tamerlane (Timur Leng) memproklamirkan Samarkand sebagai pusat kerajaannya pada akhir abad ke-14 M, Samarkand tumbuh menjadi kota metropolis besar sepanjang masa pemerintahannya. Sebagai bagian dari strateginya untuk mendirikan Samarkand, Tamerlane membangun pusat perdagangan untuk mendorong perdagangan dan pertumbuhan ekonomi sehingga menjadikan kota Samarkand berubah menjadi kota global. Selain itu Kota Samarkand juga menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan, terbukti dengan banyaknya ilmuwan muslim terkenal yang lahir di Kota Samarkand. Ilmuwan muslim seperti Abu Mansur al-Maturidi, yang mendirikan kelompok Maturidiyah, Muhammad Addi as-Samarkandi, Abu Hasan al-Maidani, Abu Bakar as-Samarkandi, Muhammad Ibn Mas'ud as-Samarkandi (yang menyusun Tafsir Al-Yasyi), dan Naqibuddin as-Samarkadi semuanya lahir di Samarkand. 

Kejayaan Samarkand berangsur-angsur menurun. Kekaisaran Rusia mampu merebut wilayah Islam. Pada tahun 1852 M, Rusia merebut Masjid Fort Aq, benteng Islam pertama di Transoksania. Kekaisaran Rusia menaklukkan Samarkand dan kota-kota Islam lainnya. Samarkand bergabung dengan Uni Soviet pada tahun 1917 dan tetap demikian sampai tahun 1991 ketika Komunis mengambil alih di Rusia. Saat ini kota Samarkand masuk ke dalam wilayah Republik Uzbekistan setelah Uzbekistan memperoleh kemerdekaan. Samarkand saat ini merupakan kota paling signifikan perkembangannya di Uzbekistan dalam hal perdagangan, manufaktur, dan pertanian, khususnya sektor kertas, tekstil, karpet dan terkenal sebagai kawasan industri. 

Hikmah yang dapat diambil dari Kota Samarkand yang dulunya terkenal sebagai kota ilmuwan dan pelajar menunjukkan bahwa kota ini penuh dengan orang-orang yang bersemangat untuk belajar walaupun memiliki banyak batasan. Ini adalah pelajaran bagi kita yang hidup di zaman yang serba modern dan serba bisa untuk lebih semangat belajar. Samarkand bertahan meskipun banyak mengalami keruntuhan, akan tetapi pernah menjadi salah satu kota besar peradaban Islam dan tempat kelahiran banyak ilmuwan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline