" 'PANGGILAN KERJA' Sdr. Fitri. Lgsng INTERW Dgn Ir. TOMY (HRD PUSAT) PT. GLOBAL (EXPORT IMPORT) RABU 05'SEPT.212.Psisi Staf kntor(Acc,Adm,Spv,HRD,BM,3-8jt/bln)(Rcp,OB,Gdng 1,7-2jt/bln)Dtggu dr jm 08-14.0.Kntr PUSAT:JL.Dr SAHARJO(120A) LT4.MANGGARAI,JAKSEL.Letk Kntr dari arah Pancoran/Terminal Manggarainaik metrmni62 turun di Martabak Kubang Lontar.di AMPLOP/MAP LAMARAN DITULIS UP:Ir.TOMY.Penemptn Sesuai Domisili.Trmksh."
Senangnya Fitri bukan kepalang, mendapat sms balasan dari tempat dia melamar. Berulang kali dibacanya sms panggilan itu, seperti tidak percaya mendapat panggilan kerja. Langsung mandi dan bersiap menuju tempat Interview. Sengaja berangkat sangat pagi, agar bisa menjadi peserta pertama interview. Dengan kemeja putih dan celana kain berwarna biru tua, siap menghadapi Interview.
Ketika di daerah Manggarai, Fitri mengikuti saran dari pengirim sms tadi. Fitri sangat memperhatikan jalan sekitar dan tidak mau terlewatkan tanda-tanda yang dimaksudkan dalam sms panggilan tadi. Sampailah Fitri di depan rentetan ruko 4 lantai dekat Martabak yang dimaksud. Langsung mengecek hp untuk memastikan alamatnya, agar tidak salah turun dari metromini. Dan fitri sudah yakin benar berada di no kantor yang dimaksud, tapi tidak terlihat Papan Nama Perusahan yang dimaksud dalam sms (PT.GOBAL.red).
Setelah mencari seksama, menemukan sebuah papan nama kecil yang menempel pada kaca ruko dengan nama PT. Mitra Utama Global. Sempat ragu , benar ini perusahaan yang dimaksud dikarenakan nama perusahaan agak berbeda. Menanyakan pada orang sekitar, sangat benar alamat yang dimaksud (sambil menunjuk ruko di samping fitri itu).
Di lantai 1 (paling dasar) ternyata ada sebuah kantor pengacara, bagaimana saya menuju lantai 4?. Seorang security memanggil saya dan menanyakan apa yang cari. Ketika fitri menyebutkan tujuannya dan menyebutkan nama yang ditemui, disuruh naik lewat tangga di lorong sebelah kantor pengacara tadi. Sangat kotor dan tidak terawat sekali, apakah ini sebuah kantor? (Fitri sempat ragu).
Sampailah di lantai 4 , dan langsung menuju meja resipsionis sambil menyerahkan amplop yg ditujukan untuk bapak HRDnya. Tidak lama setelah berkas di cek resipsionis dan dimasukan dalam ruangan, tibalah panggilan untuk Fitri. Dengan sedikit gugup memasukin ruangan, melangkah dengan sangat hati-hati agar tidak melalukan kesalahan.
Dipersilakan duduk oleh seorang bapak yang tidak tau namanya (tidak memeperkenalkan diri), dan mendengarkan ucapannya dengan seksama. Bapak itu menjelaskan company profill perusahaan, NPWP,SIUP, pokoknya lengkap. Sampai dijelaskan juga bahwa PT MITRA UTAMA GLOBAL bukanlah perusahaan MLM, untuk menyakinkan Fitri.
Dan di akhir paparani itu, bapak tersebut berkata " Pada intinya sandara Fitri tinggal mengikuti training 1hari yang diadakan PT MITRA UTAMA GLOBAL. dan biaya yang harus dibayarkan Rp. 550.000,-. Bagaimana saudari Fitri?"
Fitri langsung mengutarakan bahwa tidak membawa uang sebanyak itu. Kemudian bapak itu menawarkan 2 solusi, bayar langsung tunai sekarang atau di DP dulu untuk syarat agar posisi tidak tergeser. Berulang kali fitri mengatakan tidak membawa banyak uang, akhirnya menawarkan saran untuk kembali besok dan menyetorkan uang pembayaran DP training. Tapi sayang sang bapak tetap harus ada pembayaran hari ini. Fitri belum menyadari keanehan sikap bapak itu, karena dipikirannya hanya mendapatkan kerja dan gaji yang sangat besar.
Bapak itu menyerah dan meminta seadanya uang fitri, dikurangi ongkos pulang. Mengakhiri interviewnya, bapak itu berpesan untk melunasi secepatnya dan mengikuti training jika ingin kerja di perusahan itu. Dengan perasaan senang pulang ke rumah tanpa ada pikiran kalau fitri sudah ditipu orang.
Sampai di rumah dengan sangat semangat menceritakan hasil interview kepada kakak dan orang tuanya. Tidak diduga , sang kakak hanya bilang "itu penipuan, korbannya sudah sangat banyak. kerjaanya itu mencari korban baru dari lowongan kerja itu". Langsung fitri browsing dengan mencari nama PT. Mitra Utama Global. Banyak sekali tulisan dari korban-korman PT tersebut mulai dari tahun 2008 samapi 2012. Untung saja Fitri belum sempat membayarkan biaya training, dan segera melupakan lowongan tipuan itu.