Lihat ke Halaman Asli

Mengintip Kehidupan Masyarakat Bawah Negara Maju

Diperbarui: 26 Januari 2018   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber detiknews.com

Dilihat dari dokumen dokumen foto Reuters yang dipublikasikan di laman detik.com, potret kehidupan kaum ekonomi lemah di sebuah negara yang dikenal se-Asia sebagai negara paling maju di wilayah ini, ternyata mengungkap fakta yang tidak akan pernah ada yang menduganya.

Meskipun pemerintah HongKong memberikan tunjangan bagi masyarakat ekonomi lemah-pun, namun tidak menutup kemungkinan dari 100% warga miskin di sana telah ter-cover semua. Bahkan fakta dokumen Reuter mengungkapkan bahwa penduduk tanpa rumah di Hongkong meningkat signifikan 30% menjadi 1800 orang sejak 5 tahun terakhir

2-5a6af668cf01b446dd03c883.jpg

3-5a6af5e3ab12ae430c6f7283.jpg

4-5a6af658f1334450031ae162.jpg

5-5a6af6af16835f36d23498e2.jpg

6-5a6af6c9cbe523503778bc32.jpg

7-5a6af6cccf01b446ea7d9ef3.jpg

Melihat fakta-fakta tersebut, sempat terlintas dalam benak ini... Jika pemerintah kita ingin menjadi negara maju dengan membuka keran investasi dari dunia luar, maka tidak bisa dipungkiri lagi jika kelak masyarakat miskin kita juga akan tersingkir di dalam negeri kita sendiri...

Contoh kecil, seorang petani memiliki tanah ladang seperempat hektar sebagai lahan sandang pangan mereka. Lahan ini mereka tanami padi dengan hasil panen setiap 4 bulan sekali. 

Benih yang mereka beli butuh uang, menanam padi jika ingin hasil lebih baik harus mau beli pupuk. Mereka peras tenaga banting tulang tak kenal waktu dan musim. Panas dan hujan pun mereka akan tetap ke sawah...

Saat panen pun tiba... Mereka masih pula bersusah payah mengeringkan padi...

Saat dijual, ternyata harga jatuh...gara2 pemerintah memberikan aturan untuk membuka keran import :(

Tiba tiba, pemerintah memutuskan lahan sawah tersebut akan dibangun jalan tol. Sebagai warga negara yang tunduk aturan hukum, mereka harus rela melepas lahan yang dipunyai meski dengan ganti rugi yang tak seberapa. Akhirnya mereka tidak lagi punya lahan yang akan dikerjakan untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Dengan dibukanya area tersebut demi kemajuan, maka mulailah banyak pabrik didirikan oleh para investor. Mereka pun berusaha memenuhi kebutuhan dengan menjadi buruh pabrik....

Ah sebenarnya masih panjang cerita ini...tapi saya lelah... hanya memikirkan saja sudah lelah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline