Lihat ke Halaman Asli

Perbandingan Data KPU vs BPS Terkait Penggelembungan Suara

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Dok. Pribadi dari perhitungan data bps.go.id vs kpu.go.id

Data diatas menampilkan jumlah penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas dari data BPS yang bisa dilihat langsung di bps.go.id.
Alasan pengambilan data penduduk usia 15 tahun ke atas karena anggapan bahwa penduduk yang sudah berhak melakukan pemilihan adalah yang berusia 17 tahun ke atas... (pastinya range usia 15 dan 16 tahun ikut terdata di sini).
Jumlah penduduk yang tercatat di BPS ini sudah termasuk yang berada di LN karena pendataan BPS didasarkan pada KK dan umumnya pendataan yang dilakukan dari rumah ke rumah juga tetap mendata warga yang tinggal di LN namun masih berstatus WNI.

Bisa diasumsikan bahwa data pemilih tetap di KPU per propinsi sebesar 188.461.971 ini-pun kurang kredibel karena bisa jadi yang terdata sudah meninggal dunia atau bahkan sedang merantau.
Jika usia penduduk di atas 15 tahun dari data BPS sejumlah 176.662.097 per Agustus 2013 (karena data ini adl data plg akhir dari BPS), maka selisih suara mencapai hampir 12 juta suara, belum jika itu ditambahkan dengan data pemilih di LN yang mencapai lebih dari 2 juta tepatnya 2.025.005 suara. Sehingga penggelembungan suara bisa mencapai hampir 14 juta suara dengan asumsi prosentase pemilih 70% dari total daftar pemilih tetap.
Suara masuk = 132.896.420 dari total jumlah DPT 188.461.971 adalah 70.52%.
Dan dari data diatas pula (yang saya bold warna merah) perlu diketahui bahwa Gubernur Jateng mendukung siapa? Sultan Jogja mendukung siapa? di Jatim ada walikota Surabaya mendukung siapa? Gubernur Kalteng mendukung siapa? Sulawesi Selatan kandang siapa? Kalo Papua ?!?!?! saya lihat di sana ada di beberapa kabupaten perolehan suaranya cuma 0
Tidak bermaksud apa-apa... hanya sekedar melakukan hitungan :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline