Lihat ke Halaman Asli

Puisi Puasa Terlena

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan suci Ramadhan
Bulan nikmat penuh ampunan
Namun bukannya amalan
Lebih banyak kesia-siaan

Bulan puasa
saat tepat menebar nikmat
Saat tepat mengurang dosa
Namun kenyataan hal itu tak lekat

Saat berbuka tiba
Saatnya saling memamerkan kekayaan
Bukannya dengan sederhana
Namun harus dengan penuh berlimpahan

Saat yang terpenting adalah ibadah
Namun yang dikejar adalah hormat
Saat yang dihisab adalah ibadah
tapi yang dilakukan adalah mengejar dunia yang nikmat

Tak bisakah kita dengan kesederhanaan?
Tanpa perlu pandangan kagum orang?
Tak bisakah kita tak membeli petasan?
Dan tirakat sampai pagi menjelang

Bulan puasa
Tak seperti dahulu kala
Disambut dengan foya-foya
Lepas dari hakikat untuk merasakan nasib hamba sahaja
apakah kita semua telah terlena?

Tanya hatimu
Ketuk imanmu
Sudahkah kau jalankan ibadahmu dengan khusyu'

Hanya dirimu
Pribadimu
Yang dapat tergugu pilu
Menberi jawab atas hakikat bulan suci yang diinginkan TuhanMU




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline