Lihat ke Halaman Asli

Wahyudi Adisiwanto; Kekuatan Sebuah Bangsa Hanya Diukur dari Akhlaknya

Diperbarui: 30 September 2023   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pj. Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto saat memberikan sambutan pada peresmian Mesjid Baitul Akram dan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H. 

Sigli - Penjabat Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., mengatakan bahwa kekuatan sebuah bangsa hanya di ukur dari Akhlak. Hal ini di sampaikan saat Peresmian Mesjid Baitul Akram Gapui bertepatan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awwal di Kecamatan Indrajaya, Kamis (28/09/2023).

Wahyudi Adisiswanto menuturkan "momentum maulid Nabi Muhammad mari kita mengenang nilai-nilai luhur serta ajaran Rasulullah".

Kita kenang Akhlak Mulia yang dimiliki Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.

"Mengenang Nabi Muhammad adalah mengenang Akhlak Rasulullah. Kami ingatkan kepada ibu-ibu maupun orang tua untuk menjaga serta mengingatkan anak-anaknya dari pergaulan bebas" ucap Wahyudi dalam sambutannya.

Wahyudi Adisiswanto juga menjelaskan bahwa bangsa yang beradab adalah bangsa yang memiliki Akhlak Mulia.

Lebih lanjut Mantan Kabinda NTB ini menceritakan sejarah Jatuhnya Kerajaan Granada pada abad ke 12 yang masih dibawah kesultanan Andalusia Spanyol.

Jatuhnya kesultanan Andalusia, ada satu kerajaan kecil yang belum bisa di taklukkan oleh pasukan Kristen Spanyol yaitu kerajaan Granada.

Kerajaan Granada adalah kerajaan Islam terakhir di wilayah Eropa Barat (Spanyol). Kerajaan Granada menerapkan sistem Monarki tergolong dalam takhta Kastila.

Wahyudi menuturkan bahwa "satu-satunya kerajaan di Spanyol yang tidak bisa di taklukkan oleh pasukan Kristen adalah Granada. Di Granadalah pusat perpustakaan Islam terbesar dunia".

Untuk menghancurkan Kerajaan Granada, Raja Ferdinand mengutus seorang Spionase untuk meneliti kebiasaan masyarakat Granada. "Spionase ini bertemu dengan seorang anak yang sedang menangis, dia bertanya kenapa kamu menangis, anak kecil menjawab, bidikan panahnya meleset, sehingga saya menangis"

"Spionase tadi balik dan melaporkan hasil penelitian nya sama Raja Ferdinand, bahwa untuk sekarang jangan serang dulu kota Granada, karena anak-anak disana militan, apalagi militansi bapaknya" jelasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline