Kisah perjalanan Dzulqarnayn di surat Al-kahfi disebutkan sebagai "'atba'a sababan", dapat diartikan secara sederhana sebagai perjalanan menelusuri sebab atau asal-usul. Selain berjalan ke wilayah yang disebut "diantara dua ngarai" yang dikenal dengan kisah Yajuj Majuj-nya, Dzulqarnayn juga menelusuri dua sebab lainnya, yaitu ke lokasi tempat terbenam dan tempat terbit matahari. Dimanakah letak dua wilayah tersebut?
Untuk menentukan suatu wilayah berada di timur atau barat, maka kita wajib mengetahui titik pusatnya terlebih dahulu, yaitu titik koordinat nol longitudinal. Selama ini koordinat nol longitudinal ditetapkan hanya berdasarkan kesepakatan yaitu di Greenwich. Tidak seperti koordinat latitude yang dengan mudah diketahui titik nol-nya di garis katulistiwa sesuai garis edar matahari, maka titik nol longitudinal selama ini hanya berupa garis khayali. Namun quran secara jelas menyebutkan ciri-ciri lokasi titik nol tersebut, sebagai berikut:
Pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya hampir-hampir menerangi walau tak disentuh api (QS An-nur : 35)
Tidak di timur tidak di barat = titik nol longitudinal. Dimanakah tepatnya?
Zaitun, tak bisa dipungkiri berasal dari Yunani. Beberapa hal yang memperkuatnya adalah sebagai berikut:
- Kuatnya mitologi yunani kuno tentang zaitun
- Budidaya zaitun masih sangat kuat di negeri ini dan Yunani menjadi produsen minyak zaitun terbesar ke-3 dunia.
- Banyak terdapat pohon zaitun yang sangat tua yang berusia 4000 tahun lebih, yang hingga kini masih terus berproduksi, salah satunya adalah "Olive Tree of Vouves".
- Frasa "minyaknya hampir-hampir menerangi" dan "cahaya" di QS 24:35 adalah simbol dari petunjuk, artinya lokasi tumbuhnya pohon zaitun ini pernah menjadi pusat peradaban, dan Yunani adalah pusat peradaban Eropa dan dunia, yang bahkan hingga kini, ajaran-ajaran filsufnya terus menerus dipelajari.
- Dalam sejarah Yunani Kuno, terdapat ratusan filsuf, diataranya yang terkenal adalah : Socrates, Plato, Aristoteles. Sumber:http://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_ancient_Greek_philosophers
- Adanya peninggalan arkeologi berupa batu Omphalos di situs Delphi, Yunani. Kata Omphalos artinya adalah navel (tali pusar), dan disebut sebagai : "The Bellybutton of Earth" (titik pusat bumi). Omphalos ini menjadi bukti kuat dan sekaligus menjadi ayat yang dilestarikan. (Sumber :http://en.m.wikipedia.org/wiki/Delphi)
Berikut gambar Omphalos yang terdapat di situs arkeologi Delphi, Yunani:
Berdasarkan karakter-karakter tersebut, maka Yunani, atau lebih tepatnya Situs Delphi, memiliki bukti-bukti kuat sebagai titik koordinat nol longitudinal, menggantikan Greenwich yang hingga kini ditetapkan hanya berdasar kesepakatan. Adapun koordinat longitudinal Situs Delphi berdasarkan titik Greenwich adalah 38°29′N dan 22°30′E. Dalam koordinat desimal dituliskan 38.5N 22.5E
Dalam kisah perjalanan Dzulqarnayn ini, titik barat dan timur ditetapkan berdasarkan garis edar matahari melalui garis katulistiwa, dimana barat adalah titik terbenam matahari, dan timur adalah titik terbit matahari. Proses terbit hingga terbenam matahari di katulistiwa meliputi durasi 12 jam, atau melintasi setengah bulatan bumi, yaitu 180 °. Dan titik pusatnya, yaitu Delphi, membagi tepat dua lokasi masing-masing di bentangan 0 - 90 °W dan 0 - 90 °E. Dengan demikian dapat dihitung titik koordinat paling timur dan paling barat, berdasarkan acuan Delphi, dengan formula sebagai berikut:
Titik Terbenam : 90 °W - (Longitude Coordinate Greenwich)
Titik Terbit : 90 °W + (Longitude Coordinate Greenwich)
TITIK TERBENAM MATAHARI (TITIK PALING BARAT)
Berdasarkan formula, maka titik terbenam matahari berada di koordinat: