Lihat ke Halaman Asli

Syafiatuddiniah (Tuty Queen)

Virtual Assistant | Founder Canva Creative Class | Kreator Pinterest Indonesia

Kumpul Bareng Ketapels di Ludens Cafe

Diperbarui: 13 Mei 2019   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

menu gado-gado di Ludens Cafe pilihan saya (Dokpri)

Menyambut puasa minggu lalu saya dan teman-teman yang tergabung dalam Ketapels  (Komunitas Kompasianer Tangerang Selatan Plus) ngumpul bareng di Ludens Cafe yang berada di Permata Medang, Scientia - Gading Serpong, Tangerang. Momen ngumpul bareng ini bersamaan dengan soft opening nya Ludens Cafe.

Senangnya lagi tempat tinggal saya nggak jauh dari cafe ini. Sebelumnya di tempat ini memang sudah dibuka tempat kuliner dengan nama Rumah Makan Ayam Panggang Klaten yang dijalani oleh Pak Maryono. Namun seiring waktu Rumah Makan Ayam Panggang Klaten berganti nama menjadi Ludens Cafe.

Pak Maryono (dokumen pribadi)

Bukan berarti Rumah Makan Ayam Panggang Klaten berganti kepemilikan, justru menambah pemilik. Ya, Ludens Cafe kini berkembang dengan adanya kolaborasi Pak Maryono selaku pemilik Rumah Makan Ayam Klaten dengan dua orang mantan guru yakni Pak Setiadi dan Bayu. 

Pak Setiadi (dokumen pribadi)

Jadilah 3 orang enterpreuner bergabung menjadi satu dengan peran mereka masing-masing. Dimana Pak Maryono mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan personalia, Pak Setiadi bertugas meng-create kegiatan-kegiatan apa yang akan dihadirkan di cafe, kemudian Bayu menjadi manager operasional. 

Bayu (dokumen pribadi)

Memiliki bisnis kuliner memang harus memiliki penyegaran atau memiliki sesuatu yang baru yang menjadi daya tarik pengunjung selain menu makanan dan minuman yang disajikan. Makanya konsep Ludens Cafe sendiri nggak melulu sekadar kuliner saja tapi sesuai namanya Ludens yang berasal dari kata Homo Ludens yang berarti manusia merupakan seorang pemain yang memainkan permainan. Makanya saat kami berkumpul disini banyak mainan tersedia seperti ular tangga, halma, dll. Jadi Ludens Cafe diharapkan menjadi tempat untuk bermain, berinteraksi, dan bersosialisasi.

Kedepannya Pak Setiadi berencana agar Ludens Cafe bisa menjadi tempat orang-orang yang ingin mengadakan workshop terutama mengenai dunia digital yang banyak diminati terutama kaum milenials. Atau juga menjadi tempat saling berbagi ilmu baik itu seputar dunia marketing maupun wirausaha yang nantinya akan di manage oleh Pak Setiadi. Beliau sendiri juga memiliki usaha kaos custom kekinian, jadi siapapun pengunjung yang ingin memesan kaos custom akan dilayani. 

Shabu Shabu Tomyum (dokumen pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline