Lihat ke Halaman Asli

Syafiatuddiniah (Tuty Queen)

Virtual Assistant | Founder Canva Creative Class | Kreator Pinterest Indonesia

Gotong Royong untuk Indonesia Sehat

Diperbarui: 20 September 2016   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti mempunyai keinginan sehat. Nggak ada seorangpun yang mau sakit. Kita sering mendengar kata "Sehat Itu Mahal" dan kata-kata ini memang nggak bisa dipungkiri. Kalau kita mengalami sakit banyak kerugian yang ditimbulkan, pekerjaan terbengkalai padahal kerja adalah sumber pendapatan, waktu bersama keluarga juga jadi berkurang, bahkan aktivitas-aktivitas lain yang biasa dilakukan tidak bisa dijalani seperti hari-hari biasa. Padahal poin-poin ini adalah momen penting dalam kehidupan. Tapi, kalau sakit sudah menghampiri nggak bisa dihindari karena solusi nya adalah berobat agar mendapatkan kesembuhan. Masalahnya nggak sampai disitu saja, untuk berobat diperlukan biaya yang terkadang nggak sedikit jumlahnya. Syukur-syukur kalau kita punya asuransi dari kantor, bagaimana kalau kita tidak memiliki asuransi kesehatan?

Soal kesehatan kalau kita tidak menjaganya sudah pasti ujung-ujungnya berhubungan dengan finansial. Seperti yang kita ketahui kesejahteraan belum merata di Indonesia. Jangankan untuk biaya berobat karena sakit, biaya untuk kebutuhan hidup saja belum mencukupi. Makanya saya sangat setuju disaat pemerintah mengeluarkan kebijakan jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ya, sistem ini dengan cara membayar iuran bulanan bersama melalui BPJS Kesehatan dengan sistem Gotong Royong Iuran Indonesia Sehat.

 Gotong royong atau semangat adiluhung sangat menggambarkan ciri khas budaya Indonesia. Bahkan Presiden Soekarno pernah mengatakan gotong royong adalah JIWA dari masyarakat Indonesia. Budaya gotong royong adalah salah satu perwujudan nyata semangat  persatuan masyarakat Indonesia. Ibarat anggota tubuh jika salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain ikut merasakan sakit juga. 

Saya merasakan keringanan yang didapat dengan adanya BPJS Kesehatan. Disaat saya sakit dan harus melakukan cek kesehatan yang membutuhkan biaya besar, saya merasa sangat tertolong dengan keringanan biaya yang saya peroleh dengan BPJS Kesehatan, meskipun tidak semua biaya di cover tapi tetap terasa ringan. Karena memang ada beberapa ketentuan dimana ada biaya yang tidak di cover seperti yang saya alami dimana cek darah untuk mengecek darah untuk hormon kesuburan tidak dicover oleh BPJS Kesehatan, tetapi obat dan biaya dokter semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan. 

bpjs-kesehatan-57e00c3bd07a618653152641.jpg

Sistem gotong royong iuran untuk BPJS Kesehatan merupakan subsidi silang, dimana iuran dari peserta yang dalam keadaan sehat membantu peserta lain yang menderita sakit. Dengan sistem gotong royong ini semua jadi tertolong. Di kampung halaman saya di Sumatera Utara tepatnya di Pangkalan Berandan,  ibu-ibu yang sudah tidak memiliki suami dan orang-orang kurang mampu setiap bulan iurannya dibayar oleh kepala desa di tempat saya tinggal, saya tidak tahu pasti ini merupakan subsidi atau memang inisitaif dari kepala desa setempat. Tapi memang sangat membantu para ibu-ibu yang sudah tua dan tidak memiliki suami. Mereka bisa berobat dan mendapatkan rawat inap gratis saat mereka sakit. 

Harapan saya, sistem gotong royong iuran ini terus dijalankan demi membantu sesama masyarakat Indonesia yang kurang mampu, sehingga semua masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline