Lihat ke Halaman Asli

Tutut Setyorinie

TERVERIFIKASI

Pegiat Lingkungan

Yuk, Mengompos! Sayangi Alam Mulai dari Rumah

Diperbarui: 16 Juni 2024   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Greta Hoffman melalui Pexels

Setelah berjanji untuk melakukan homesteading di artikel sebelumnya, per bulan Mei kemarin saya akhirnya resmi mengompos!

Composting alias mengompos adalah kegiatan memilah sampah organik (sisa makanan) untuk diurai bersama dedaunan kering, sekam, atau serabut kelapa, sehingga menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman.

Hijau dan Coklat

Dalam kompos, kategori sampah terbagi menjadi dua yaitu sampah hijau dan sampah coklat.

  • Sampah hijau: mengandung nitrogen. Terdiri dari sisa bahan makanan seperti potongan sayur, kulit buah, cangkang telur, kulit bawang, dan lain-lain.
  • Sampah coklat: mengandung karbon. Terdiri dari dedaunan kering, serbuk kayu, serabut kelapa, tanah, kardus dan lain-lain.

Kedua jenis sampah ini sangat bisa ditemui di rumah dan sekitaran rumah.

Coba saja tengok dapurmu. Jika kamu termasuk orang yang aktif memasak, bukan hal yang sulit menemukan potongan sayur, cangkang telur, dan kulit bawang.

Belum lagi sisa masakan yang tidak kemakan, buah busuk yang terlalu lama di kulkas, bekal makanan yang tidak dihabiskan, mau diapakan lagi kalau tidak dibuang?

Ibu saya pun aktif memasak. Dengan jumlah 4 orang dalam satu rumah, sampah yang kami hasilkan bisa mencapai 2 hingga 3 kantong plastik ukuran sedang.

Lantas dikemanakan sampah itu?

Selama ini, saya hanya membuangnya di tong sampah depan rumah. Petugas pengangkut akan membawa mereka (re: sampah-sampah) pada tiap minggu pagi untuk kemudian disetor ke TPST Bantar Gebang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline