Lihat ke Halaman Asli

Tutut Setyorinie

TERVERIFIKASI

Pegiat Lingkungan

Mengenal "Amor Fati", Alasan Mengapa Kamu Harus Berhenti Misuh-misuh Mulai Saat Ini

Diperbarui: 22 Mei 2022   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi misuh-misuh | Sumber: abc.net.au 

Sial banget baju gue kecipratan lumpur! Gagal fesyen show deh hari ini.
Kenapa sih ban harus bocor pas lagi mepet berangkat kerja!
Pake mati lampu lagi, drama korea di tivi kan belum selese.
 Hadeuuh...

Jika saja kamu perhatikan, emosi negatif atau yang lebih sering disebut dengan misuh-misuh, sering kali datang tanpa aba-aba.

Coba saja kamu berjalan ketika tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang, dengan membawa seciprat lumpur untuk baju kesukaanmu. Apa reaksi otomatis yang kamu keluarkan kepada pengemudi tersebut?

Akankah kamu mengatakan, "Terima kasih ya, sudah menciprati lumpur. Kebetulan motif baju saya semakin indah ketika terkena lumpur."

Atau kamu justru menyalak kepada si pengemudi dengan nyala api yang menyembur dari hidung dan mulut, "Pake mata dong kalo bawa mobil, udah tahu ada lumpur dan ada ORANG!"

Reaksi kedua mungkin akan lebih sering kamu temui di jalan, meski dengan berbeda penekanan (bisa lebih sopan, juga lebih kasar).

ilustrasi misuh-misuh | sumber: www.muslimoderat.net

Ibarat boneka Woody yang langsung mengeluarkan kata-kata ketika ditarik tuasnya, kamu juga akan langsung misuh-misuh ketika kejadian buruk menimpamu.

Dikotomi Kendali, pijakan menuju Amor Fati

Pada artikel sebelumnya, kita telah sama-sama belajar tentang Dikotomi Kendali, sebagai pembendaharaan hal-hal yang berada di dalam kendali dan di luar kendali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline