Tanggal 4 Juli yang jatuh pada dua hari lalu, adalah hari nostalgia bagi saya. Bertepatan dengan Paman Sam yang merayakan hari kemerdekaan, saya juga tengah merayakan hari kelahiran sebagai warga Kompasiana.
Lima tahun sudah, Kompasiana menjadi wadah penampungan cerita, curahan hati, hingga ide-ide kusut dalam kepala.
Pertemuan yang tidak disengaja ketika mencari tugas kuliah, telah melanggengkan eksistensi saya di media bernuansa biru ini.
Jika diibaratkan Sekolah Dasar, 5 tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk bertransformasi. Dari yang tidak tahu apa-apa, menjadi dipenuhi pengetahuan. Dari yang lugu dan malu-malu, menjadi berani memimpin upacara di lapangan.
Begitu juga dengan Kompasiana. Perubahan demi perubahan terus dilakoni demi terciptanya media ternyaman untuk menampung aspirasi warga.
Seperti kata pepatah, perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti di dunia ini, meski perubahan itu sendiri hal yang tidak pasti.
Dan inilah sederet perubahan yang menjadi perbedaan antara Kompasiana dulu dan sekarang.
1. Riuh rendah baris iklan
Perbedaan paling mencolok dari Kompasiana dulu dan sekarang, tentu saja terletak di baris iklannya.
Meski Kompasiana dulu tidak bisa dibilang benar-benar bersih dari iklan, namun dari segi kuantitas jelas telah banyak bertambah.
Hal ini bisa dilihat dari tangkapan layar yang saya ambil pada tahun 2017 untuk bagian atas, dan hari ini untuk bagian bawah. Berselang 4 tahun, kolom iklan di Kompasiana sudah seramai pasar malam.