Ramadhan adalah salah satu bulan dimana orang banyak melakukan perbelanjaan. Mall dan pasar-pasar penuh sesak dengan berbagai barang seperti mukena, baju, hingga kue khas idul fitri. Kesibukan ini disinyalir akan semakin padat di hari-hari menjelang lebaran. Jika kalian pengguna commuter-line, pasti tahu bagaimana riweuhnya stasiun tanah abang dikarenakan lalu-lalang para pemburu baju lebaran.
Namun bagi generasi millenial, berbelanja secara online dinilai lebih praktis dan efektif. Pasalnya dengan membeli online, kita bisa melihat-lihat lebih lama, menanyakan kepada teman tentang cocok atau tidaknya, kemudian menimbang, dan menimbang lagi sebelum membelinya.
Selain itu, toko online juga menawarkan lebih banyak diskon dan kode promo. Maklum saja, generasi millenial adalah generasi pemburu promo. Maka tak ayal, kalau promo sekecil bijih semangka akan diburu walau sampai ke ujung lautan. xixixi...
Kelebihan berbelanja di toko online lainnya adalah hemat tenaga alias kamu nggak perlu capek-capek untuk keliling mall demi mendapat barang yang kamu inginkan. Cukup scroll layar handphonemu, maka barang yang diinginkan akan mudah didapat!
Namun berbagai kelebihan yang dimiliki toko online, tidak serta merta membuatnya menjadi pilihan yang aman untuk berbelanja. Dua teman dekat saya, beberapa waktu lalu mengalami penipuan ketika berbelanja di toko online. Uang sudah ditransfer sejak lama, namun barang tidak dikirim juga. Ketika bertanya lewat whatsapp, tidak direspon. Bahkan whatsapp teman saya diblock agar tidak bisa mengirim pesan lagi. Kalau sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan? Ingin menuntut pun, terkesan minim bukti. Karena melacak perkara secara online memang tidak semudah kelihatannya.
Cek Dulu, Sebelum Membeli
Langkah sederhana ini terkadang masih sulit untuk kita jalankan. Ketika berbelanja online, beberapa dari kita hanya fokus mengenai barang yang dijual. Tentang bagaimana kualitasnya, bagaimana harganya, apakah warnanya akan luntur atau tidak, dan lain sebagainya. Jarang ada yang mengecek apakah toko yang menjajakan barang tersebut benar adanya atau sekedar tipu-tipu belaka.
Hal ini mungkin tidak perlu kita lakukan, jika kita membeli barang di platform jual beli online yang sudah terpercaya seperti bukalapak, tokopedia, lazada, shopee, blibli.com, jd.id, dan lainnya. Namun jika kita beli langsung ke penjual yang hanya menjajakan lewat media sosial seperti instagram, maka tingkat kewaspadaan perlu ditingkatkan.
Dua teman saya yang terkena penipuan itu membeli melalui penjual di instagram. Ketika sadar mereka terkena penipuan, whatsapp mereka diblock oleh si penjual, begitu juga dengan instagram. Akhirnya usaha yang dapat mereka lakukan adalah meminta bantuan teman-temannya untuk mereport akun instagram si penipu. Walau saya sendiri tidak tahu apakah ada efeknya setelah akun si penipu itu direport. Bagaimana kalau si penipu menghapus akun tersebut dan membuat yang baru? Apakah penipuan tidak akan terus berlanjut?
Maka dari itu, penting bagi kita untuk melakukan cek n ricek sebelum membeli. Bagaimana caranya?
1. Lihat harganya dan bandingkan dengan harga pada umumnya