Lihat ke Halaman Asli

Tutut Setyorinie

TERVERIFIKASI

Pegiat Lingkungan

Cerpen | Bunga Musim Dingin

Diperbarui: 24 Maret 2017   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata seorang lelaki berkemeja biru sedari tadi terpancang lurus pada butiran salju yang melayang-melayang sebelum menghempas tanah. Hari ini, tepat dua puluh empat jam sebelum tahun baru. Esok, rasanya mustahil orang-orang akan menyambut salju sedingin dan seasing ini.

“Fleur…”

Gadis yang sedari tadi sibuk mengaduk Machiattonya hingga dingin mengerang kecil, “Kau tahu, ibuku lebih suka memanggilku bunga. Dan aku juga.”

Lelaki itu kembali terkekeh. “Hanya karena nama itu terlalu prancis?”

Sang gadis mengangguk. “Alasan pertama.”

“Dan kedua?”

Ia mulai menyeruput kopi yang sudah kehilangan aroma. “Tidak ada bunga yang lahir dan menyukai musim dingin.”

“Oh ya?” Pandangan lelaki itu menyipit dan tangannya membuat gerakan seperti menangkap butiran salju yang hendak terhempas jatuh. “Kalau begitu kau belum mendengar dongeng tentang bunga musim dingin.” Lelaki itu memasang wajah bak pendongeng majenun. Sang gadis tersenyum. Rambutnya berkibar-kibar dan lututnya disilangkan. Senyum penuh imajinya menyatakan bahwa ia siap duduk manis untuk mendengarkan dongeng dari si pengarang.

“Tak banyak orang yang menyukai musim dingin, apa lagi menantikan kedatangannya. Alkisah pada suatu masa, takdir berselisih paham dengan alam. Takdir dengan kekuasaannya menggariskan bahwa tak ada satupun bunga yang berhasil bertahan dalam terpaan salju. Namun alam tak setuju.” Lelaki itu berhenti sejenak saat gadis di hadapannya mengangkat tangan untuk menyelanya.

“Terlalu klasik,” sanggah sang gadis. “Kau tak bisa menyanggah takdir. Kukira dia bukan orang atau semacamnya bukan? Dia lebih kepada pemilik kehidupan.”

Lelaki itu merenggut. “Kukira kau sudah mendengarkanku dari awal, Fleur. Ini hanyalah dongeng.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline