Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

"Open BO Lagi" yang Kini Lebih Matang

Diperbarui: 28 Juli 2024   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Darius dan Naomi dalam jumpa pers series Open BO Lagi di daerah Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (30/5/2024). (KOMPAS.com/Revi C Rantung)

Ketika series Open BO pertama tayang di Vidio, saya menulis sebuah catatan pendek. Lengkapnya boleh dibaca di Open Bo, Sebuah Pengantar.

Pada series orisinil Vidio ini, Wulan Guritno berperan sebagai Ambar, sang daya tarik utama. Dalam diri Ambar, melekat beberapa peran sekaligus stigma yang sejatinya tidak pernah mudah. 

Ambar adalah seorang ibu tunggal, mantan narapidana, pekerja seks komersial papan atas. Hidupnya kemudian terjebak perselingkuhan yang membawanya kedalam ketegangan politik dengan keluarga penguasa. 

Seketika saja, kita membayangkan Ambar, seharusnya, adalah seorang korban yang empuk dalam konfigurasi semacam ini. 

Sayangnya, persis di sudut pandang korban itulah, Open BO musim perdana tak berhasil mengelaborasi dinamika konfliktualnya. Sebagaimana salah satu kesimpulan dalam tulisan tersebut:

Ambar yang cantik dan terawat jelas jauh dari gambaran perempuan yang baru keluar dari penjara, misalnya. Kemudian mesti berjuang keras agar diterima lagi di masyarakat. Sebagaimana cerita "Dapur Napi", mini seri yang juga diproduksi Vidio. 

Ambar sebagai ibu tunggal juga tidak diterpa serentetan prahara yang mengancam daya hidupnya. Ambar belum benar-benar terlihat mempertaruhkan hidupnya.

Sehingga terasa sekali, Open BO edisi perdana seolah-olah panggung dengan pusat sorotan pada sosok Ambar belaka. Lantas terasa hambar dan kompleksitasnya menjadi sederhana. Ambar adalah kisah yang jauh panggang dari api.

Kesan kurang berhasil pada penayangan perdana Open BO membayangi ketika saya melihat iklan musim keduanya di Vidio. Ada yang bakalan berbeda, tak sekadar para pemeran, atau hanya akan mengulangi jebakan ide yang sama?

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline