Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Jamaah Kampung dan Pengurus(an) Tambang

Diperbarui: 20 Juni 2024   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Area pertambangan batubara Asam-Asam milik PT Arutmin Indonesia di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kompas.id/ADITYA PUTRA PERDANA)

Dari Lamandau...

Pada suatu ketika, di masa ketika SBY akan jadi presiden, saya diberikan penugasan. 

Saya disuruh pergi ke Kabupaten Lamandau, di Kalimantan Tengah yang belum pernah saya kunjungi. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 6.414,00 km serta merupakan pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat di tahun 2002. 

Perjalanan darat dari Palangkaraya ke Lamandau menghabiskan waktu sekitar 11 jam dan jarak tempuh sejauh 517,6 kilometer. Perjalanan yang seringkali melintasi konsesi perkebunan sawit dengan bis berukuran sedang. Saya berangkat siang hari dan tiba besok paginya.

Ketika datang ke sini, di tahun 2004 itu, saya merupakan bagian dari jejaring yang bekerjasama dengan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk memantau Pemilihan Presiden. Tugasnya pun gampang-gampang susah. 

Saya hanya perlu berkoordinasi dengan Bawaslu setempat untuk mengumpulkan data dan melaporkannya ke Jakarta. Semacam pengawasan akan laporan kecurangan real-time. Jadi, ketimbang tugasnya, saya jauh lebih peduli dengan pengalaman ke daerah baru dan duitnya, tentu saja.

Satu hal yang memudahkan tugas ini menjadi lebih cepat karena saya dibantu oleh jejaring jamaah Nahdlatul Ulama (NU) yang menetap di sini. 

Ada seorang pemuda yang menjemput saya, mengantar ke penginapan, dan menemani ke sekretariat Bawaslu. Ia dulunya sekolah di Pulau Jawa dan kini bekerja di Lamandau. 

Oleh anak muda ini, saya dihantar ke sesepuh NU yang sehari-hari mengurusi organisasi (jamiyah) dan jamaah. Seorang tua, guru sekaligus petani yang sedang melewati usia 50-an. Seorang tua yang mewakili apa yang disebut sebagai jelata sehari-hari.

Kunjungan kepada pada sesepuh ini adalah adab, bukan saja karena untuk menghormati mereka yang lebih tua atau dituakan. Namun lebih dari ini, sekaligus juga, ia mewariskan hubungan yang dipelihara oleh penghormatan dan solidaritas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline