Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Rumus Agar Kita Bahagia di Musim Politik

Diperbarui: 22 November 2023   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Miniatur Vespa | Dok: S AJi

 

Memeriksa Almanak. Dan kamu tiba-tiba lelah,
mengapa umurmu, almanak
bahkan hidup itu sendiri

ditentukan dari keputusan-keputusan
yang tidak pernah bertanya,
apakah kamu bahagia
di dunia yang modern ini.

Mencabut Rambut Putih. Di setiap helainya
yang tergulung keruwetan nasib,
kamu tiba-tiba ke masa lalu.
Menemukan kembali wajah ibumu
yang khawatir di setiap musim tanam.

Kamu baru sadar: Pembangunan memaksa jelata
menanam beras dimana saja,
tapi merampas hutan dan harapan.
 

Menggosok Kaca Jendela. Ada jendela yang
tak pernah kamu kunjungi;
jendela di halaman belakang.

Kamu menggosok kacanya,
menyanyikan lagu-lagu
kesukaan bapakmu,
seorang pecinta Koes Plus yang suram.

Pagi yang indah sekali,
membawa hati bernyanyi.
Walau gadisku t'lah pergi...
 

Kamu terlambat percaya, kesedihan yang seperti itu
---pagi yang indah dengan hati yang pedih---
adalah akar gelap dari gemuruh demokrasi.

Menyemir Sepatu. Segala lalu tampak renta:
bau semir hitam, tapak sepatu, dan
terutama sekali sajak-sajak
dari sejarah langkah yang surut dan kisut.

Kamu tidak pernah bertengkar
dengan bayanganmu,
seperti dalam sajak Sapardi---kamu tahu itu,

tapi setiap malam, kamu harus selalu
berkelahi dengan ketakutanmu,
tentang siapa yang berhak hidup (lagi)
esok pagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline