Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Suatu Hari di antara Taman Menteng dan Gambir

Diperbarui: 20 Desember 2022   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Menteng | Dok: S Aji

Waktu sudah menunjukan pukul 21.00 WIB. 

Saya baru saja menyelesaikan 5 jam penerbangan, dari Manokwari, singgah di Sorong. Lalu terbang lagi ke Makassar dan mendarat dengan perasaan yang bosan di Cengkareng. Saya telah terbang melintasi tiga zona waktu yang berbeda--dan tentu saja tidak ada yang spesial dari pengalaman ini.

Sebentar lagi laga Argentina dan Perancis dimulai. Ini sudah pukul 21.30, dan masih harus menuju Gambir dengan DAMRI.

Saya sudah duluan yakin jika Perancis akan gagal melakukan back-to-back alias juara dua piala dunia secara beruntunMereka mungkin punya Mbappe, tapi seorang Zidane yang ditemani Deschamps saja tidak selevel itu. 

Mereka melahirkan Varane atau Konate, tapi mesti ada selevel Lilian Thuram dan Marcel Desailly yang memastikan bahaya yang menyerang masih dalam kontrol.

Karena itu juga, saya tidak terkejut ketika Argentina bisa segera unggul dua gol. Hanya meragukan saja, untuk laga sepenting final, masa iya gak drama yang patut dikenang? 

Dan Mbappe membuktikan bahwa dialah yang terbaik dalam mengubah hasil pertandingan. Tapi tidak untuk mengubah takdir adu penalti. Karena itu juga, saya memilih tidur sesudah kedudukan 3:3. 

Didier Deschamps tidak akan membuat rekor baru: sebagai pemain dan pelatih yang bisa tiga kali juara piala dunia.

Lebih dari itu. Ini Jakarta, dan besok adalah senin. Bersama seorang kawan, kami menyepakati janji yang mesti dipenuhi pagi-pagi.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline