Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Fleksibilitas Skema Ganda dalam Satu Argentina

Diperbarui: 14 Desember 2022   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Argentina memenangkan laga semifinal  Piala Dunia Qatar Vs. Kroasia dengan meyakinkan| FotoL AFP/ADRIAN DENNIS via Kompas.com

Menghajar Kroasia tiga gol tanpa balas adalah sebuah revans. 

Modric, dkk pernah melakukan hal yang sama kepada Messi, dkk di tahun 2018, ketika berjuang lolos dari Grup D. Skornya juga sama, Argentina terlihat semenjana. Tapi, Qatar 2022 bukanlah panggung bagi sejarah yang berulang.  

Di luar itu, kita wajib meletakan rispek yang tinggi bagi finalis piala dunia Rusia 2018 ini. Kroasia sesungguhnya tampil dengan kolektivitas yang baik sepanjang turnamen. Cara mereka menyingkirkan Brasil sesudah tertinggal lebih dahulu adalah satu pembuktiannya. Kolektivitas yang teruji membuat mereka tidak kehilangan ketenangan dan efektifitas.

Selebihnya, catatan ke sekian ini memang hanya akan melihat bagaimana Argentina berkembang sejauh ini. 

Sebelumnya, agar pembaca yang budiman tidak kehilangan konteks, ada baiknya membaca serangkaian fragmen yang sudah ditulis mengikuti perjalanan Messi dan kawan-kawan sepanjang piala dunia edisi 2022. 

Pembaca sekalian bisa memulainya dari Cara Argentina (27 November), Rahasia Argentina (1 Desember), Meredam Belanda (4 Desember), dan  Yang Kita Baca dari Argentina (10 Desember).

Saya kira kita semua yang mengikuti Argentina mengakui bahwa pergulatan menghentikan Belanda adalah transisi kedua, sesudah paska-Arab Saudi. Ini tidak lantas berarti bahwa pertandingan yang lain tidak memberi kontribusi terhadap proses menuju kematangan Messi, dkk. 

Pada transisi yang pertama, Argentina menemukan solusi dari kesalahan dalam sepakbola menyerang; jenis sepakbola yang memulangkan Spanyol. Kesalahan itu adalah dominasi tanpa eksekusi. Disempurnakan panic attack ketika dihajar counter-attack

Pada intinya, sesudah arab Saudi, Scaloni berhasil membuat Argentina menampilkan sisi mereka yang dominan dan berhasil. Seperti saat menghentikan Polandia dan Australia. 

Akan tetapi, ketika menghadapi Belanda yang lebih pragmatis, mereka bermain dengan masa lalu yang menghantui. Cara bermain yang mengawetkan kecemasan dan seolah-olah mengulang kutukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline