Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Membaca Warisan Jepang Sebelum Pulang

Diperbarui: 6 Desember 2022   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatih Hajime Moriyasu membungkuk usai Jepang kalah lewat adu penalti melawan Kroasia di babak 16 besar (AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULA via Kompas.com)

Hajime Moriyasu yang membungkuk, dunia yang meleleh. 

Jepang adalah teladan di sepak bola dunia, tak semata Asia. Bersama Korea Selatan, keduanya adalah negara Asia pertama yang menjadi tuan rumah piala dunia di tahun 2002. Korea Selatan yang dilatih meneer Guus Hiddink bahkan berhasil mencapai semifinal.

Kehadiran Negeri Samurai di piala dunia memang masih kalah banyak dari Korea Selatan. Akan tetapi sejak keikutsertaan pertama kali di tahun 1998, mereka tidak pernah absen hingga piala dunia Qatar 2022. Jepang mencapai ini sesudah memiliki "Rencana 100 Tahun". 

Dalam Visi 100 Tahun yang dimulai sejak 1992, Jepang bercita-cita melahirkan 100 klub profesional. Jepang juga berkehendak menjuarai piala dunia di tahun 2092. Sejak ambisi itu ditetapkan, sepak bola Jepang terus berkembang menjadi sepak bola modern yang menjuarai Asia. 

Ambisi ini dimulai dengan mengelola kompetisi yang modern. Mengutip artikel Belajar Merencanakan Pembangungan Sepakbola dari Visi 100 Tahun Sepakbola Jepang di Pandit Football.  

Masuk tahun 1991, di bulan Februari, diumumkan bahwa akan ada 10 klub yang bertanding di liga profesional yang dimaksud. Di bulan Juli 1991, nama "J-League" diumumkan secara resmi. J-League didirikan sebagai badan hukum pada November 1991. Tahun 1992 menjadi gong awal bagaimana sepakbola Jepang bangkit. Di tahun tersebut Jepang menjadi tuan rumah Piala Asia 1992 dan meraih gelar juara untuk pertama kalinya.

Tahun 1993 lah awal peradaban baru kompetisi sepakbola Jepang dimulai. Musim pertama J-League digelar dan dibuka pada tanggal 15 Mei 1993 oleh pertandingan antara Kawasaki Verdy melawan Yokohama Marinos.

Sejak hari itu, kita terus melihat sepak bola Jepang yang terus tumbuh menjadi raksasa Asia. Mereka tidak bekerja untuk visi pendek. Mereka tidak mengejar kejayaan untuk klaim-klaim sukses yang kecil. 

Mereka juga menciptakan bintang yang bukan saja dihormati di Asia. Mungkin kita bisa mulai dengan menyebut nama Kazuyoshi Miura alias "King Kazu". Di zamannya, King Kazu adalah kisah sukses pesepakbola Asia yang sering menjadi berita olah raga nasional, khususnya Tabloid Bola.

King Kazu lahir 26 Februari 1967 dan hingga kini masih bermain di kompetisi profesional Jepang. Dengan usia 55 tahun, King Kazu adalah pemain sepakbola tertua di muka bumi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline