Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Baku Hantam Ala Himpunan Pengusaha Muda

Diperbarui: 22 November 2022   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ricuh di Munas HIPMI yang diselenggarakan di Solo | (Kompas.com/Istimewa)

Kalau kita memeriksa status trending topic Twitter beberapa saat lalu, maka HIPMI masuk dalam 4 besar. Ketika saya menuliskan ini, HIPMI sudah dicuit sekitar 8.600-an kali.

Perkaranya adalah peristiwa baku hantam. Tidak terlalu penting baku hantam karena apa. Yang jelas baku hantam yang ironis. 

Beberapa video berseliweran, memperlihatkan suasana baku hantam dari bapak-bapak muda dengan batik berwarna oranye kekuningan. 

Sebatas yang bisa dilihat dari video pendek tersebut, mereka adalah bapak-bapak muda dengan potongan yang rapi, rambut kelimis, juga lingkar perut yang membuncit mantap.

Saya, dengan perjalanan nasib yang berseberangan dengan profil pengusaha muda, membayangkan diri ada di forum yang chaos itu. Di forum politik selevel Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) XVII yang diselenggarakan di Kota Solo. 

Bukan sembarang Munas, gengs. Ini Munas dihadiri para petinggi politik. Dibuka langsung oleh Presiden, yang dulunya juga seorang pengusaha, bukan tentara, bukan keturunan pendiri bangsa. 

Bagaimana kekacauan seperti itu kita maklumi? Bagaimana bisa terjadi di forum yang isinya kumpulan pengusaha?  

Tentulah keterkejutan pertama adalah karena kekacauan sedemikian bukan disebabkan kinerja payah panitia pelaksana. Ini bukan forum kelas mahasiswa yang acapkali membawa proposal kemana-mana dan bergantung donasi seniornya. Karena itu pesertanya menjadi rawan tak terurus dan menderita kekurangan pangan. 

Ini bukan kegiatan pertemuan mahasiswa yang sering meminjam fasilitas pemerintah atau milik yayasan. Pesertanya tidak mungkin tidak kebagian kamar, tidak mungkin ada romli alias rombongan liar yang terseok-seok.

Anda bisa jadi GOLONGAN TERDIDIK, tapi KELAPARAN dan NASIB TAK TERURUS masihlah SUMBER AMUK paling rapuh hingga hari ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline