Sejak kau pergi, berlari dan menangis...Meski tlah jauh kaucoba tuk sembunyi..
Pertemuan saya dengan musik 90s hanyalah bagian dari pewarisan yang tidak diniatkan. Kakak sepupu saya seorang pekerja di sebuah perusahaan farmasi yang sering berpindah-pindah kota. Jika sedang di Jayapura, dia sering bersedia menemani duduk di tribun. Menikmati Persipura bermain di Mandala dengan kaca mata hitam. Di balik kaca hitam itu, dia kebanyakan tertidur ketimbang mengalami ketegangan.
Pada suatu waktu, di kamar kostnya yang kecil namun selalu bersih, sambil menyetrika cucian kering, dia memutar musik dari radio tape. Musik yang lembut dan romantis. Musik yang membuat saya dengan telinga yang dipelihara oleh musik-musik Panbers, D'lloyd Koes Plus, Black Brothers atau sedikit kebaratan (biar dicurigai remaja gaul) dengan White Lion, Scorpion, dkk-nya seperti mengalami kejutan selera.
Ini musik apa lagi? Saya tak punya banyak referensi. Preferensi musik 90s saya terlanjur dikuasai oleh romantika yang langsung, minim simbolisasi. Barisan liriknya langsung menunjuk pada penyebab patah hati atau sebaliknya. Misalnya seperti dalam Aiga yang dinyanyikan suara berat Om Syamsuar Hasyim, vokalis D'lloyd. Aiga adalah lagu yang diteruskan Mama kepada saya.
Betapa sedih hatiku
Mengenang nasib diriku
Tiada tempat mengadu
Cintaku dekat selalu
Lirik Aiga memelihara rima dan menunjuk langsung ke persoalan. Sejak tak punya tempat mengadu, nasibku sedih melulu sedang cintaku tak pernah kemana-mana. Bagaimana aku terlepas dari penderitaan seperti ini, Aiga? Aiga, apakah engkau sebuah nama atau serupa kondisi mental?
Sama halnya ketika mendengarkan Cinta dan Permata-nya grup Panbers. Lagu yang berkisah pengkhianatan karena alasan-alasan material ini berkisah:
Kusadar cinta tak selamanya bersatu
Bagai bayang-bayang dengan badanku
Mengarungi samud'ra cinta bukannya hal yang biasa
tak semudah mengucapkan janji
Panbers sudah memasuki kesedihan yang direpresentasikan kedalam simbol. Perjalanan cinta manusia tidak serupa tubuh dengan bayang-bayangnya. Perjalanan cinta adalah perjalanan menyusuri samudera. Sebagai keturunan dari nenek moyang seorang pelaut, kamu mestinya paham betapa sulitnya bertahan di tengah samudera bukan?
Tanpa bermaksud membuat sejenis studi perbandingan atas lirik lagu, aransemen musik dan konteks yang melahirkan D'lloyd dan Panbers-sebab mereka selamanya adalah legenda yang mewakili fase tertentu dalam sejarah musik Indonesia. Apalagi nekad memberi predikat musik yang mana yang lebih mewakili pencapaian estetik tertentu. Saya sekadar mau bilang jika musik yang menciptakan efek kejut itu adalah milik Katon, Lilo dan Adi.