Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Cerpen | Telepon dari Masa Lalu

Diperbarui: 16 Februari 2020   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: deviantart.com/xhawk3yex

...Summer has come and passed. The innocent can never last. Wake me up when September ends.

Lirik pembuka dari tembang Green Day itu mengumandang. Sebaris angka tertera di sana, panggilan masuk. Tak ada di kontak. Siapa?

"Haloo?"

"Hei, gimana kabar?"

"Halo, gimana kabar...?"

"Ya, saya sedang di sini. Apa kabar? Masih di sini kan?"

"Bentar. Ini siapa?" Tiba-tiba akrab. Orang dari mana, batinnya. "Sudah gak kenal? Atau hanya ingat pas ada kepentingan saja, hehehe?" Sambung suara di seberang.

"Maaf, nomor ini gak ke-simpan. Siapa ya?" Ada rasa malu yang tiba-tiba. Benar juga. Seberapa berguna sebuah nomor di daftar kontak jika dihubungi hanya ketika ada urusan saja? 

"Coba diingat-ingat. Siapa saya?" Lalu suara ini tertawa. Antara menguji dan meledek. Sialan. 

"Hmm. Coba bapak bicara dulu, barangkali."

"Hahaha. Coba diingat, siapa saya. Saya sedang ada urusan di sini."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline