Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Matthijs de Ligt dan Juventus Mazhab "Sarriball"

Diperbarui: 20 Juli 2019   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matthijs de Ligt jadi rekrutan teranyar Juventus| Sumber: Juventus.com

Here I have experienced good and bad moments. But in life we always must say goodbye. I will miss everyone here in Amsterdam - Matthijs de Ligt (Calciomercato)

de Ligt yang muda dan berkaliber world class defender itu akhirnya memilih sang Nyonya Tua-nya Italia. Dia sudah tiba di Turin, melakukan tes medis dan menandatangani kontrak untuk durasi 5 tahun dengan nilai sekitar 75 juta euro atau sekitar 1,17 trilyun rupiah. 

Dalam wawancara perpisahan dengan Ajax TV, Juventus menjadi alasan sebab dia terpesona dengan cara bertahan Italia. Ada banyak teladan yang di negeri yang melahirkan Catenaccio ini. Seperti Baresi, Maldini, Nesta, dan Cannavaro. Warisan seperti ini tidak ada di Inggris (jika dia ke Manchester United) atau Spanyol (jika ke Barcelona) pun Prancis (jika ke PSG). 

de Ligt memutuskan berkembang pada kultur sepak bola dimana kemampuan bertahannya bisa mencapai level yang lebih tinggi. Meningkatkan kemampuannya melepas passing serta duel udara. Atau, sekurang-kurangnya, memperbaiki atribut yang masih menjadi kelemahan bek kelahiran 1999 dalam melakukan tekel jika mengacu pada statistik yang dilansir WhoScored.

Di mata Juventini garis pinggiran seperti saya, yang menjadi saksi kehebatan Lilian Thuram, Ciro Ferara, Paolo Montero, Fabio Cannavaro, Gianluca Zambrota, Gianluca Pessotto, Igor Tudor hingga Chiellini dan Bonucci, keberhasilan mendapatkan tanda tangan anak muda Belanda ini tidak sebatas penegasan ambisi yang penting. 

Ambisi itu, sejauh tampak di depan mata, adalah pertama, demi meraih juara di liga Champions Eropa. Kedua, yang lebih fundamental dari juara adalah melihat Nyonya Tua mengganti mazhab atau filosofi sepak bolanya bersama kejayaan yang terus hadir. Serta, ketiga, menyaksikan Nyonya Tua berkembang di jalur bisnis sepak bola yang menjanjikan.

Tapi, mari kita bicara dua hal yang pertama saja. Tentang kedatangan de Ligt dan sepak bola menyerang sebagai penanda dari transformasi klub yang berdiri sejak tahun 1897. 


de Ligt datang bersamaan dengan hadirnya gelandang kreatif selevel Aaron Ramsey dan Adrien Rabiot. Juga kembalinya Super Buffon, datangnya Merih Demiral dan Luca Pallegrini (bek). Kedatangan yang dibayangkan akan menciptakan Juventus yang lebih kokoh bertahan dan kreatif dalam menyerang. 

Yang sama diharapkan makin memaksimalkan kualitas milik Pjanic, Emre Can, Bentancur, Dybala, Mandzukic dan Costa hingga Ronaldo (yang membuktikan diri tidak butuh waktu lama dalam beradaptasi). 

Jangan lupakan penyerang berbakat seangkatan de Ligt, Moise Kean. Kean adalah produk Juventus yang sukses menjadi penyerang di antara bayang-bayang CR7. Kean hanya membutuhkan kepercayaan dan waktu bermain yang lebih banyak dalam skema Sarri-ball yang agresif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline