Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Cerita "Bumblebee", yang Utama dari Aksi Penyelamatan

Diperbarui: 23 Desember 2018   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Bumblebee (2018) | Sumber: Collider

Bumblebee atau B-127 adalah robot eksil.  

Dia ke bumi sebagai utusan dengan mandat khusus. Menyiapkan "Counter-Attack Strategy" dengan meminimalisir taktik bumi hangus. Karena itu juga dia adalah aktor sejarah yang merintis terbangunnya koalisi manusia-robot dalam masa-masa persiapan menghadapi lanjutan dari 'Cybertronian War" yang sementara dimenangkan Decepticons. 

Koalisi lintas galaksi yang telah kita saksikan dalam lima seri sebelumnya.

Bumblebee tiba di California, Amerika Serikat tahun 1987. Dua tahun sebelum runtuhnya tembok Berlin dan beriringan sesudah itu adalah kolapsnya imperium Soviet. Atmosfir ketegangan dalam perang dingin ini juga muncul dalam perdebatan para petinggi militer sebelum bersepakat membantu pasukan Decepticon memburu Bumblebee. 

Pesannya tegas, jika Amerika tidak membuka diri bagi koalisi, Soviet akan merebutnya. Komunisme menang lantas bayangkanlah jika sosok Kar-El tidak cukup dengan masa lalu dari planet Kripton. Kar-El mungkin adalah persilangan yang rumit dari jejak para pelarian Cybertorn dan Kripton. 

Tapi Christina Hodson yang menulis naskah tidak menyusun asal-usul Bumblebee dalam ingatan geopolitik seperti itu. Mungkin terlalu serius atau memang sudah di batas jenuh jika kita menilik lima sekuel sebelum ini. 

Barangkali karena itu, asal-usul robot prajurit yang merupakan tangan kanan Optimus Prime tetap dikisahkan datang dalam narasi penyelamatan. Namun penyelamatan bumi dan rencana pembalasan hanyalah "sasaran antara" saja.

Ada yang jauh lebih serius dari itu semua.

Adalah Charlie Watson (Hailee Steinfeld), remaja perempuan yang hidup dalam kehilangan akan figur ayah. Hidupnya serasa berhenti dan sibuk menyemangati dirinya sendiri, dengan musik, bekerja di gerai hotdog dan melanjutkan memperbaiki mobil. Sementara ibu dan adik lelakinya terus melanjutkan hidup bersama ayah baru mereka. 

Maka kita melihat Charlie sebagai remaja 80-an yang hidup dalam usaha melawan kekosongan yang getir. Dia menghabiskan hari demi hari dengan keceriaan yang hilang. Ia tumbuh sebagai remaja yang "abnormal": tak ada kekasih, tak ada petualangan yang serba coba-coba dan bermain-main dengan resiko. Tak ada yang bisa dituduhkan sebagai "gaya hidup liberal" dalam keseharian Charlie.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline