Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

7 Catatan dari Kemenangan Nyonya Tua

Diperbarui: 24 Oktober 2018   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gol Dybala ke gawang De Gea | Sumber: Getty Images

Kami harus hormati Manchester United, sesuatu yang layak mereka dapatkan. Saya yakin pertarungan nanti akan ketat, tapi Juventus punya banyak senjata dan kami adalah Juventus - Cristiano Ronaldo

Juventus tidak menang banyak tadi malam di Old Trafford. 0:1 saja, tetapi bukan 0:1 yang biasa saja. 

Pertama, kemenangan tipis ini terjadi sesudah 22 tahun. 20 November 1996, di "The Theatre of Dreams", saat itu Juventus menang dengan skor yang sama.

Bintangnya adalah King Alex Delpiero lewat gol penalti di menit 36. Man Utd masih memiliki King Cantona, Beckham, Giggs dan Schmeichel di bawah mistar. Demikian juga La Vecchia Signora, masih ada Zidane, Deschamps, dan Boksic, salah satu penyerang seangkatan Davor Suker yang disegani Sir Alex Ferguson.

Kemenangan tipis ini juga menandakan kekuatan yang saling berimbang dalam sejarah pertemuan keduanya yang baru berangka 13 kali. Dari statistik head-to-head yang bisa dibaca di sini, Man Utd unggul dengan 6 kali menang, Juventus 5 kali. Sisanya imbang. Yang juga menarik adalah keduanya hanya menang dengan skor tipis, jika bukan dengan skor 0:1, 3:2 atau 2:1. 

Keduanya saling mengalahkan dengan skor besar 3:0 pada November 1976 di ajang UEFA Cup dan Februari 2003. Pada pertemuan pertama, Man Utd yang unggul sebaliknya pertemuan kedua dimenangkan Juventus. 

Kedua, Juventus bermain dengan penguasaan bola hingga 60%. Sependek yang bisa saya ingat, kondisi seperti ini jarang terjadi di laga tandang, terlebih yang dihadapi sekelas The Red Devils. Dalam penguasaan seperti itu, klub yang juga berjuluk La Fidanzata d'Italia ini menempatkan Bentancur, Pjanic, Bonucci dan Chiellini sebagai pelepas operan terbanyak. Totalnya, Nyonya Tua melepas 664 sedang Setan Merah hanya 437 operan.

Penguasaan seperti itu memang tidak bersifat otomatis dalam urusan jumlah gol, namun menunjukan kemampuan mengendalikan permainan. Hal yang sama bermakna, secara mental Juventus datang dengan keyakinan yang tinggi. Atau, dari sudut pandang Man Utd, yang sebelumnya hampir sukses membuat malu Chelsea, justru sedang berada di "titik buntu untuk menang". Sekurangnya, sedang dalam masalah sebagaimana telah diketahui sejak permulaan musim 2018/2019.

Kenapa begitu? Penjelasan spekulatif atasnya merupakan bagian Ketiga.

Sepanjang dua babak berjalan, saya tidak melihat kreatifitas bekerja di lini tengah anak asuhan Mourinho. Saat bersamaan Matuidi-Pjanic-Bentancur berhasil membentuk pagar defens-ofens yang fleksibel. Bentancur dan Matuidi bahkan sering sekali naik hingga ke kota 16. Artinya Pogba dan Matic tidak cukup menciptakan ancaman yang bisa dikonversi Lukaku atau Rushford menjadi gol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline