Mengetahui Todd Rivaldo Albert Ferre adalah mengalami ihwal yang "sentimental". Ada dua pokok besar yang menjadi penyebabnya.
Pertama, tentulah, tentang bagaimana tanah Papua selalu melahirkan bakat-bakat hebat dalam sepakbola. Dalam urusan ini, rasanya sesudah Boaz Theofilius Erwin Solossa, Valdo adalah bakat hebat itu. Ada jeda waktu yang lama dari regenerasi ini.
Anda mungkin akan menyebut Osvaldo Ardiles Haay yang sempat menjadi pilihan Luis Milla di timnas U-23. Mungkin juga Prisca Womsimor yang sedang menjadi pilihan utama di lini depan Mutiara Hitam, tapi sulit membantah jika Valdo adalah yang teristimewa sekurangnya dalam sepuluh tahun terakhir.
Valdo tadi malam menunjukan itu di stadion utama Gelora Bung Karno.
Di tengah ketertinggalan yang mengenaskan, remaja mungil ini mampu menunjukan tiga modalitas penting seorang gelandang penyerang kelas atas dalam dirinya. Ketenangan, pemahaman situasi dan efektifitas. Tendangan bebas yang melengkung tajam serta dua aksi solo run yang mematikan menunjukan kualifikasi itu. Kelas dunia!
Gol-gol indah remaja yang memulai karirnya dari bermain futsal ini membuat teman-temannya yang sempat lesu darah seperti kembali menemukan dirinya yang hilang. Yang juga membuat pelatih Qatar sampai harus memainkan lakon menjijikan di akhir babak saat M. Luthfi Kamal mengambil tendangan bebas dari posisi idealnya.
Dengan kata lain, Valdo adalah katalisator yang membangkitkan kembali daya juang dan fokus, dua karakter yang hilang di babak pertama.
Sejak kecil dia sudah menunjukkan bakatnya. Dia selalu ikut kemana saya pergi, waktu di kasih bola dia ikut latihan dan dia sering ikut kakak-kakak seniornya untuk berlatih - Agustinus Ferre
Saya jadi harus membaca ke belakang, mencari paham tentang siapa sosok pemain terbaik Liga 1 U-19 musim 2017 ini.
Todd Rivaldo Albert adalah anak Agustinus Ferre. Ayahnya adalah seorang pelatih sekolah sepakbola (SSB) Imannuel dan merupakan mantan pemain Persidafon Dafonsoro. SSB ini terletak di Sentani, berjarak sekitar 85,7 km dari kota Jayapura atau sekitar 20an km dari tempat saya tumbuh remaja, Abepura. Bakat Valdo mekar dalam asuhan ayahnya.
Valdo kecil tumbuh bersama keberadaan SSB, sesuatu yang masih jarang ketika saya masih di Jayapura, di pertengahan tahun 90-an. Saat masih seumuran dengannya. Dari cerita ayahnya, Valdo sudah banyak diikutkan dalam turnamen usia dini. Coach Peter Butler, seorang Inggris-lah yang membawanya ke tim utama Persipura Jayapura.