Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

"China Salesman", Cara Tiongkok Menghadirkan Citra Diri di Afrika

Diperbarui: 13 Agustus 2019   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Film China Salesman | IMDb

Ini adalah cerita kesekian tentang sebuah film. Tapi..

Film dimana Mike Tyson dan Steven Seagal bermain dan gak heboh. Dimana, hal uniknya, Seagal bukan saja tidak berperan sebagai jagoan yang tidak pernah dilahirkan untuk terluka, wahaai! Lebih dari yang sudah, jujitsu Seagel ditampilkan kalah adu pukul dengan tinju Tyson. Sampai dibikin pingsan pula! Ajiib.

Duel keduanya terjadi di kedai penjaja minuman beralkohol milik Lauder (Steven Seagal). Lauder adalah lelaki yang memiliki masa lalu sebagai tentara bayaran di Afrika. Tyson sendiri memerankan sosok Kabba, seorang anggota suku asli yang sedang terobsesi menjadi Mesiah. Messiah dari suku Menthulu.

Duel beda aliran disajikan di awal film.

Karenanya, saya hampir menduga, China Salesman adalah film yang mencari keuntungan dari rentetan adegan adu pukul gaya Hollywood; ujung-ujungnya "Whitewashing". Namun, pembukaan cerita yang menampilkan kedatangan dua orang kognitariat perusahaan DH Telecom milik Tiongkok mengerem duga-duga agar tidak jatuh pada penyempitan sudut melihat; Kegagalan melihat "hidden text" sebuah film. 

(Sekadar iklan: menduga-duga di depan sebuah film kini tengah menjadi kemewahan di tengah kuasa selera sinetron yang meluas ke dalam film nasional).

Dua utusan DH Telecom datang untuk memenangkan tender proyek jaringan telekomunikasi di negeri yang sedang menghancurkan diri dengan perang saudara. Perang saudara adalah sesuatu yang khas Afrika hingga melahirkan istilah Afrikanisasi yang mana bermakna keberadaan negara dengan anak-anak bangsa yang berkelahi.

Perang saudara penduduk Utara versus Selatan. Perang yang tiba-tiba memasuki gencatan senjata tanpa perundingan. Lelah, barangkali.

Bersamaan dengan dua utusan Tiongkok, dua utusan dari perusahaan saingan berada dalam mobil di tengah Afrika yang kering, terik dan berdebu. Dua orang bule wakil Eropa. Mereka jelas mempertunjukan kesan berjarak dengan kemewahan transportasi. Bersama dengan perasaan superior manakala si lelaki berujar, "Salesman Tiongkok," ditimpali senyum merendahkan.

Si lelaki itu adalah teman Kabba. Lebih persisnya, memperalat Kabba yang sedang berkobar-kobar jiwa mesianisnya untuk mengawasi aktifitas dua utusan Tiongkok. Termasuk mengambil tindakan-tindakan persekusi apabila keadaan memanggil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline