Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Mengenang Pirlo, Sang Arsitek Jenius nan Indah

Diperbarui: 12 Oktober 2017   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Conte dan Pirlo di Juventus | Sepakbola.com

I like to think of myself as a director, on the pitch and in life - (Andrea Pirlo, I Think Therefore I Play)

Momen terbaik dari "titik terbang Pirlo" adalah ketika ia dipinjamkan Inter Milan ke klub dimana ia memulai debutnya sebagai profesional lapangan hijau, Brescia. Di antara tahun 1999-2001 ini, oleh Carlo Mazzone, Pirlo diberi peran baru sebagai Reqistaatau Pure Playmaker.Dalam peran baru ini, lelaki dengan "ekspresi membosankan" bermain bersama Pep Guardiola dan Roberto Baggio, dua seniman yang sedang menuju senjakala karirnya. 

"As a deep-lying playmaker he has become what he is and has won everything." Inilah yang dikatakan Mazzone, pelatih yang disebut "penemu Pirlo".

Mazzone adalah figur kunci yang sangat dihormati sosok seperti Fransesco Totti, Roberto Baggio, Pep Guardiola, Luca Toni, dan Marco Materazzi. Lelaki yang lahir 19 Maret 1937 ini dikenal memiliki penciuman yang tajam terhadap bakat-bakat istimewa sepak bola dan kharisma positif terhadap legenda yang sedang di ujung karir. 

Sejak saat itu, sepak bola melihat munculnya penyihir dari Italia. Selain memiliki passing yang indah, pria yang baru memutuskan pensiun ini adalah salah satu yang memiliki tendangan bebas mematikan di muka bumi. Keseluruhan, bersama AC Milan dan Juventus,  Pirlo telah merajai Serie A. Bersama Milan, ia ikut memenangkan Liga Champions Eropa. Tahun 2006, ia memenangkan pula World Cup bersama Gli Azzurriasuhan Marcello Lippi. 

Prestasi yang lengkap. Sempurna untuk seorang pesepakbola. Pirlo tentu tidak mencapai ini semua dengan rute yang normal. Jelas saja, tidak ada legenda yang dibentuk oleh momen-momen datar. Kita bisa lihat, paling tidak, ada dua momen dimana Sang Metronom dilahirkan kembali.

Selain era dimana dia ditemukan Mazzone, lelaki yang berjuluk "L'Architetto" (Sang Arsitek) ini pernah dianggap habis di AC Milan sesudah Allegri datang. Allegri memaksa Pirlo bermain di posisi kiri, lebih memilih Ambrosini dan van Bommel di tengah. Allegri tidak mendapatkan apa-apa di Milan, bahkan terpuruk. Sedang Pirlo memutuskan untuk hengkang ke markas La Vecchia Signora

Carlo Mazzone, Sang Penemu Pirlo | Pandit Football

Sejak Pirlo memilih bermain di bawah asuhan Conte yang mengembalikannya ke posisi deep-lying playmaker, Pirlo memenangkan tiga Scudetto secara beruntun. Satu lagi bersama Allegri sebelum ia menghabiskan sisa-sisa sihirnya di liga Amerika Serikat. Milan paska-Pirlo? Terseok-seok sampai detik ini. 

Dus, apa yang penting dikenang dari seorang Pirlo yang Desember nanti memilih istirahat dari sepak bola? Atau sejarah Pirlo untuk Serie A yang membosankan itu?

Saya kira, paling kurang, ada dua hal.

Pertama, sebagai poros kejeniusan. Melihat lelaki kelahiran 1979 ini bermain adalah melihat kejutan-kejutan dari orang jenius. Kejutan itu bukan saja datang dari umpan atau assistyang datang dari kaki kanan atau kiri. Namun juga dari kemampuannya menciptakan gol saat sedang menggiring bola. Melihat ulang aksi-aksinya di Youtube, kita tahu jika kejeniusan seperti ini selalu menempatkannya sebagai pusat dalam permainan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline