apakah semua telah menjadi sama saja?
sajakmu tentang kehidupan, puisiku untuk kematian,
hampa berjelaga,
bila bukan romantika, maka tragedi.
Jika tidak gelisah, jelas tak jauh dari amarah.
apakah semua telah serupa sudah?
ceritamu merayu luka, romanku memuja duka,
andai tidak pengkhianatan, maka hanya penderitaan
kalau bukan kesia-siaan, pasti ketakutan
dalam yang sama, serupa,
baru untukku, telah lalu padamu,
dahulu padamu, yang kini padaku.
pusaran dendam airmata
apakah semua telah tiada bermakna,
sama mekar di amis senjakala,
oh, bulan Maret merah?
kita hampir tak punya mendung,
sedang pikiran terus digulung gersang,
kering kerontang perasaan
dan kata cinta?
Ia sedang menggali kuburnya yang jingga
pada Maret ini,
kita masih tak percaya,
ditinggal pergi hujan,
: yang tabah merahasiakan rindu,
yang bijak menghapus keraguan jejak,
yang arif menjaga rahasia,
seperti Hujan Bulan Juni-Tuan Sapardi?
pada kemarau yang kembali,
apa yang kita sebut memahami?
[2017]
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H