Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Senjakala

Diperbarui: 25 Februari 2017   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

temaram senja | koleksi pribadi

Ia yang celaka, kala merah senja merupa lukisan
darah pada kanvas tubuh tanpa kepala.

Sejarahnya musnah, memang. Tapi
roda zaman terus saja mengutuk kematiannya.
Terkutuk pendosa tanpa kemungkinan mencapai nirvana,
hantu penasaran dari
kematian tanpa pembelaan.
Zaman dengan tuhan-tuhan pemantra ketakutan.

Di beranda rumah tua
aroma masa lalu diasingkan,
sejarah ditulis ulang oleh ketololan Narcisus,
kita berjaga dengan mata memelihara api.

Api dari temaram kuil-kuil megah di kota-kota
mantranya hidup bersama tumbal-tumbal:
gembel lampu merah, pelacur rel kereta,
dan kurus tubuh bocah-bocah comberan
mabuk aibon.

Kuil-kuil penguasa yang bertengkar sejak dalam mimpi,
saling bersangka dirinya nabi
segelintir menduga sebagai tuhan, diam-diam.

Kita sudah kepala baru masa lalu.
nestapa tak terkisah dari segala yang pernah celaka,
jiwa pelayan ketakutan
penyembah tersesat dalam ratusan tahun kehendak mengganti tuhan.

Api di mata kita,
Ia yang kelak membakar nirvananya sendiri.

[2017, Mendawai, Katingan]

***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline