Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

[Puisi] Sarung yang Lucu

Diperbarui: 18 Oktober 2016   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: muslimjogja.com

Aku dititip Bapak,sebuah sarung tanpa benang rindu.“Sarung ini dari Kakekmu,”
wasiatnya, begitu.

Kakek adalah kopral serdadu.
Pernah bertempur di garis depan masa lalu,
anaknya adalah penghulu
tugasnya menikahkan tekad masa kini dengan mimpi masa depan

Aku? Aku buruh lugu yang tulang rusuknya dinikahi mandor kebun tebu.
Lelaki rendah, pejuang di masa tak tentu.

Sarung itu berwarna hitam

Ketika aku lenyap di tubuh malamnya,
Kulihat Kakek dipeluk kaku
pada cengeng Nenek yang terus meminta berlian biru,
sebelum pergi dengan komandan regu bergundik tujuh

Ketika aku senyap di tubuh fajarnya,
kulihat Bapak dikeloni gagu
pada manja Emak yang mengharap zamrud ungu
sebelum lari bersama penghulu baru dengan dot susu di mulut

Aku terpingkal melihat sekarat senjata tanpa peluru
atau kusam khotbah nikah di depan cermin berdebu
hahaha, masa lalu belum berlalu!

Setiap senin kembali, aku mulai lupa cara tertawa,
sarung setia menggoda lucu. Katanya:
masa tak tentumu tak lebih lucu dari haru hitam masa lalu.

2016
***

tokosarungonline.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline