Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Tragedi di Gelas Kopi

Diperbarui: 27 Desember 2016   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ibh3.wordpress.com

Serombongan semut datang ke gelas kopi yang terbiar dari siaga saya. Saya memang sedang sibuk menggulung lembaran mimpi yang gagal disobek dingin dini hari. Keburu sadar dan bergegas menyelamatkannya.

Semut-semut itu berebut, lekas-lekas memanjat terjal dinding gelas berbunga yang setiap pagi saya basuh dengan aroma busa dari Korea. Karena itu, ia bening, seperti kulit Gu-Mi Ho, siluman rubah berekor sembilan yang menjebak lelaki dengan rayu cinta penuh aroma dendam. Dendam yang bengis terhadap kuasa patriarki. Jenis bening berbahaya, ia menyembunyikan bengis kematian di wajah cantiknya!

Semut-semut yang lupa diri. Mereka menanggalkan identitasnya sebagai kawanan saudara yang patuh dalam kerjasama. Kawanan setia dengan kebersamaan yang melindungi dari ringkih tubuh dan ketakpastian nasib.

Satu per satu, mereka tenggelam dalam larut kopi. Seketika sesak nafas, megap-megap, dan terapung dengan wajah tercekik. Sungguh, sungguh mengenaskan. Semut-semut yang naas. Meregang nyawa satu-satu di dingin larut kopi yang menawarkan celaka.

Mereka adalah semut-semut yang telah menulis tragedi kecil di pagi kali ini. Ketika lembar-lembar mimpi itu belum sepenuhnya tergulung rapi.

Saya terus  mengambil gelasnya, menelan habis kopi yang dipenuhi jasad ringkih, wajah tercekik, dan sorot mata kelabu. Ada asam kematian yang menggumpal di pahit hitamnya.

Bleeees..Biarlah tragedi kecil ini tersimpan abadi di lambung saya sahaja.

[2016]

***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline