Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

[HUT RTC] Bubar!

Diperbarui: 18 Maret 2016   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilusi/sumber: beforeitsnews.com"][/caption]

Minggu ketiga: terinspirasi lagu

Dalam mimbar, pada sumuk yang jenuh. Umbul-umbul yang berkibar malas dari sepoi angin mendung.

“Republik ini dibangun oleh partai politik. Camkan itu!”

Politisi setengah baya yang berpidato. Suaranya keras sekali, tapi bercampur sangsi. Seperti membaca buku lusuh yang sudah kabur huruf-hurufnya. Sesekali melihat teks, lalu mengulang lagi. Dengan keras suara yang sama:

“Tanpa partai politik, republik ini tiada. Republik dengan R besar. Pegang itu!”

Di depan mimbar, sepoi angin mendung mulai membawa basah. Tik. Tik. Tik. Menjadi gerimis rupanya. Telinga-telinga yang berdiri mulai resah, kaki-kaki mulai ingin kabur. Mata cemas mereka saling memandang. Salah satu bertanya pelan sekali, “berteduhkah kita?”

Tak ada sambutan. Gerimis makin menjadi deras, menghujam tajam seperti tombak menancap di tumit Achilles. Telinga-telinga yang resah kini mengambil langkah yang tadi tertunda. Bubar mencari teduh.

Dalam mimbar, politisi separuh baya masih berteriak yang sama.

“Tak ada partai politik, tak ada republik. Republik dengan huruf R besar.” Sama dengan yang tadi, membaca teks. Tetiba seorang gila menyerbu mimbar dengan berteriak menghentak. Meneriakan selarik puisi:

Apa yang berharga pada tanah liat ini
selain separuh ilusi?
sesuatu yang kelak retak
dan kita membikinnya abadi*)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline