Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Ahok Versus "Cara Politik VOC": Menyimak Peringatan Postkolonial

Diperbarui: 31 Oktober 2019   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gegara lidah Ahok, pikiran seperti ditonjok!

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Gubernur Ahok bilang "Cara-cara yang membuat PNS melawan dirinya adalah cara-cara VOC!" 

Sepertinya maksud Ahok adalah politik pecah belah kongsi dagang Belanda yang legendaris itu. Dimana kita tahu melalui sejarah, dengan politik pecah belah, VOC menciptakan kaki tangan dan pengkhianat dalam satu sistem kekuasaan lokal. 

Targetnya adalah untuk menghancurkan kekuasaan yang melawan dirinya. Selanjutnya, dalam kondisi terpecah belah, VOC mengambil kendali atas situasi, menjadi penguasa yang monopolistik. 

Menyebut cara-cara VOC itu juga sama dengan mengatakan 'cara-cara tuan-tuan penjajah' masih eksis dalam sistem kekuasaan Indonesia modern. Cara-cara atau kultur yang ternyata mampu terus bertahan, kenyal melawan perubahan zaman, melampuai sejarah VOC sendiri. 

Kultur politik kekuasaan yang gemar memecah belah, mencipta pengkhianat, 'perang saudara' dan chaos, lantas mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari kondisi chaos

Pendek kata, yang fana adalah pejabat kolonial, kelakuannya abadi!

Ketika Ahok mengucap ada cara-cara VOC itu pada saat bersamaan,saya jadi terkenang pada peringatan dari para penganut paradigma postkolonial dalam kajian kebudayaan.

Peringatan Paradigma Postkolonial

Postkolonial bukan semata periodisasi atau kondisi sesudah dijajah. Lebih dalam, dalam pemahaman saya, paradigma postkolonial  berusaha menunjukan jika pada negara-negara bekas jajahan di era merdeka justru menjadi 'agen-agen' dari pewarisan citra diri, cara berfikir, cita rasa estetik, refrensi nilai, atau singkatnya kultur tuan kolonial. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline