Indonesia terus memperbaiki kekuatan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Penambahan kekuatan ini bukanlah semata mata untuk menjaga kedaulatan Negara Republik Indonesia. Indonesia adalah negara cinta damai, tak ingin ada kekerasan antar negara. Indonesia tak ingin berperang, namun jika harus bertempur dan mempertahankan kedaulatan, TNI kita siap.
Penambahan Alutsista buat TNI antara lain buat Korps Marinir TNI telah datang : 54 Tank amphibi jenis BMP-3F, satu BREM-L (Tank Recovery), 15 Panser LVT 7 A1 (Landing Vehicle Tank), dua pesawat CN 235-220 MPA (Maritime patrol Aircraft), 4 pesawat layin Bonanza G-36 dan tiga helikopter Bell - 412 EP. Penambahan ini untuk melengkapi Alutsista yang sudah ada sebelumnya yakni empat kapal perang kelas Sigma, empat KRI kelas LPD (landing Platform Dock), empat kapal Cepat Rudal (KCR) tipe 40 M, dan dua kapal patroli cepat (PC) tipe 43 M.
Kita harus memahami bahwa penyelesaian alutsista butuh waktu yang lama, jadi tak bisa asal jadi. seperti yang diutakan oleh Menteri Pertahanan bahwa penambahan ini sebagai bagian tuntutan amanah UU menjaga kedaulatan negara. Purnomo juga mengatakan bahwa prioritas saat ini adalah menjaga teritori kelautan kita, untuk itu TNI AL juga akan diperkuat oleh tiga pesawat CN - 235 MPA, 11 unit helikopter anti kapal selam (AKS) yang dilengkapi Dipping sonar dan Torpedo, lima unit Panser BTR-4 dan satu baterai Multiple launch Rocket System (MLRS).
Kebijakan nasional di bidang pertahanan dibawah kendali KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) telah membuat beberapa rumusan penting dan strategis. di bidang industri pertahanan, seperti menerbitkan cetak biru riset dan Road map Alpalhankam. Indonesia sedang berusaha menuju kemandirian pertahanan dalam sebuah konsep cetak biru yang disusun dari tahun 2010 - 2029. Target yang ingin dicapai adalah Alutsista dan Industri Pertahanan.
Target Alutsista yang ingin dicapai adalah Alutsista yang mempunyai mobilitas tinggi dan daya pukul dengan reaksi cepat. sedangkan target indsutri pertahanan yang ingin dicapai adalah terwujudnya kemampuan bersaing di pasar internasional serta kemampuan mendukung pertumbuhan ekonomi. Industri pertahanan kita harus diperkuat dengan dukungan dana yang kuat. Karena Industri pertahanan suatu negara menjadi basic untuk menilai kemampuan pertahanan suatu negara. Indonesia saat ini berada di peringkat ke 7 di ASEAN dalam hal jumlah Alutsista, jauh dibawah Vietnam yang memiliki Alutsista yang kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H