Perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXV tahun 2014, yang rencananya akan di laksanakan di Batam Kepulauan Riau, diharapkan menjadi tonggak monumen kerukunan antar umat beragama. MTQ yang dilaksanakan pada tahun politik ini bisa merekatkan kembali ukhuwah antar umat beragama, bukan hanya antar sesama umat Muslim tetapi juga dengan umat beragama yang lain.
Selama ini, pelaksanaan momen MTQ masih sebatas seremonial saja, gaungnya pun kadang tidak semeriah PON ataupun kegiatan nasional lainnya. Yang mungkin tidak terlupakan adalah ketika pelaksanaan momen MTQ di Ambon. Ambon berhasil menjadi tuan rumah yang baik dan menjadi percontohan pelaksanaan MTQ yang melibatkan tidak hanya umat Islam tetapi juga berhasil menggandeng umat lain mensukseskan acara tersebut.
MTQ seharusnya bisa menjadi central siar islam, mengedepankan toleransi. MTQ harus dipahami bukan saja sebagai ajang kemampuan seni membaca Alquran dan kemampuan lain, tetapi harus berdampak positif pada lingkungan sekitarnya. MTQ harus bisa merubah peradaban, merubah wajah Islam dari stigma stigma negatif selama ini, yang selalu diidentikkan dengan kekerasan dan konflik.
MTQ tahun ini juga di laksanakan bertepatan dengan tahun politik, di MTQ tak ada lagi warna baju partai semua harus berbaur menjadi satu demi kesuksesan acara. Karena sekali lagi MTQ diharapkan tidak dimaknai hanya sebatas perayaan saja, tetapi MTQ harus dikembalikkan ke khittahnya sebagai proses memaknai dan mentadabburi Alquran secara kaffah.
Jadikan MTQ di Batam seperti pelaksanaan MTQ di Ambon, melibatkan semua tokoh lintas agama yang didasari semangat kebersamaan tanpa harus menyinggung suku, agama dan ras yang ada. Semoga perhelatan yang menghabiskan dana sebesar 75 milyar dari APBD dapat berjalan sukses. Momen MTQ sebelum memasuki pilpres ini semoga bisa menjadi momen emas untuk meningkatkan kerukunan antar umat beragama.
