Pemilihan legislatif telah berlalu, Partai Demokrat terdepak dari singgasananya sebagai jawara di pemilu 2009. Setelah merebut 20,85 persen suara pada 2009, Suara Demokrat terjun bebas pada hasil Quick count pileg 9 April kemarin di angka 10,04 persen (hasil quick count SMRC). Namun angka 10,04 persen selisihnya tak jauh dari target ketua umum Partai Demokrat SBY yakni 15 persen.
Padahal kita tahu sendiri, Partai Demokrat terpuruk suaranya karena kader kadernya yang terlibat korupsi, stigma negatif terbawa menjelang pileg. Imbasnya adalah kasus Hambalang yang menyeret kader kader terbaiknya. Maka sangat rasional jika pemilih kecewa dengan Demokrat karena muak dengan perilaku koruptif yang ditunjukkan kadernya.
Tetapi patut diapresiasi, raihan suara Demokrat sebesar 10,04 persen berhasil mematahkan pendapat para politisi dan beberapa lembaga survey yang mengatakan bahwa Partai Demokrat (PD) hanya akan bertahan di angka 4 - 5 persen pada pileg.
SBY berhasil memutabalikkan semua prediksi tersebut, disinilah hebatnya dan ahli strateginya SBY, dia berhasil meracik strategi agar publik tidak terlalu larut dengan kasus kasus korupsi yang mendera elit partai Demokrat. Kesantunan politik SBY sudah diakui lawan lawan politiknya, baca postingan saya tentang etika politik SBY disini.
SBY adalah seorang politikus yang santun, ahli strategi, dalam keadaan partainya babak belur, dalam keadaan dicurangi dan di fitnah, SBY berhasil membawa Demokrat finish diurutan ke empat dengan perolehan 10,04 persen.
Kita harus mengakui disaat saat akhir menjelang pemilihan legislatif, iklan Demokrat yang cerdas dan mengena begitu massif di media media cetak, elektronik dan media sosial, SBY pun menjadi figur yang diharapkan kedatangannya disaat saat kampanye, penutupan kampanye di Sidoarjo menjadi bukti bahwa Demokrat masih diperhitungkan di blantika politik tanah air.
SBY dinilai masih menjadi figur yang kuat yang dapat merubah peta perpolitikan menjelang pilpres. Beberapa jam setelah hasil Quick Count, SBY menyampaikan bahwa PD siap dan terbuka berkoalisi dengan partai manapun atau menjadi Partai Oposisi. Dengan siapapun PD akan berkoalisi, PD akan menjadi kartu truf buat koalisi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H