Lihat ke Halaman Asli

tuti dede

Guru SD

Tinggalkan Debat Lebih Baik

Diperbarui: 12 Oktober 2023   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tinggal kan debat lebih baik, menjadi tulisan saya di kompasiana hari kamis,tanggal 11 Oktober 2023,sebagai seorang muslim yang memilki ilmu harus menjelaskan kepada umatnya. Ketika dia telah menjelaskan kebenaran dengan lemah lembut dan di sertai dallil-dallil yang kuat dari al-quran,sunnah serta penjelasan para ulama yang kredibel,tetapi pendengar tidak mau menerima  kebenaran, maka berhentilah. 

Dan ingatlah hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam "Aku menjamin sebuah rumah di tepi surga untuk siapa saja yang meninggalkan perdebatan walaupun dia di posisi yang benar "Sebab debat hanya memunculkan permusuhan dan merendahkan pihak lain yang keluar dari tujuan dakwah,karena dakwa tujuannya adalah mengajak orang ke jalan Allah,bukan untuk menampakkan siapa yang debat atau merendahkan orang lain.

Dan pada prinsipnya penting dalam menyampaikan kebenaran itu,sampaikanlah kebenaran,jika di terima alhamdullilah,jika tidak maka tidak mengapa.

Tidak perlu masuk dalam perdebatan.Di dalam pergaulan kita sering menjumpai  masalah yang akan di musyawarahkan akan terjadi debat, tapi alangkah lebih baik nya jika debat yang kita sampaikan mendapatkan keputusan yang baik,tapi kadang kita juga menghadapi orang dengan banyak watak yang berbeda,saat debat pinginnya pendapat kita di terima,tapi kalau debat itu menjadi Panjang dan menimbulkan emosi ,maka kalau tidak diterima,ya sudah diam saja.Lebih baik kita tinggalkan debat yang bisa menimbulkan masalah,apa lagi sampai harus ribut.Kita tidak akan menang melawan debat dengan orang bodoh.

Bagaimana agar kita tidak terpancing emosi saat debat.Ada cara mengendalikan emosi yang bisa kita terapkan saat berdiskusi dengan teman agar tak gampang marah.Sebab sangat berat menahan marah,sampai-sampai Rasulullah shallallahi 'alahi wasalam dalam sebuah hadits di riwayatkan Bukhari dan Muslim menyebut bahwa orang hebat bukanlah yang banyak memenangkan pertempuran, melainkan orang yang bisa mengendalikan diri Ketika marah.

Saat kita marah dan berharap hilang marah itu kita di anjrkan membaca ta'awudz :A-uudzu billahi minas syaithanir rajim,marahnya akan hilang( HR,Bukharii dan Muslim )Marah memang wajar di alami wajar di alami pleh setiap orang,namun cara mengontrol amarah atau emosi yang berlebihan dapat berbeda setiap individu.Agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitar,perlu sekali untuk dapat mengontrol atau mengelola emosi dengan baik.Ada cara yang bisa kita lakukan agar dapat mengontrol emosi saat marah meledak yaitu :

  • Tenangkan diri
  • Duduklah dan berlatih Tarik nafas dalam, Tarik nafas menggunakan diafragma,tahan selama 3 detik dan hembuskan,lakukan berulang-ulang.
  • Dampak Amarah
  • Pertimbangkan dampak yang terjadi jika amarahtidak terkontrol,hubungan dengan keluarga,teman yang lainnya akan dapat merenggang bahkan hancur Ketika marah tidak terkontrol.
  • Jangan berlebihan
  • Sesuatu yang berlebihan tidaklah baik,apa lagi emosi berlebihan saat sedang marah.Cobalah untuk tetap tenang dan berpikirdengan jernih,jangan bereaksi berlebihan Ketika sedang marah.
  • Berdoa
  • Dalam marah lakukandoa sesuai dengan kepercayaan agar hati menjadi lebih tenang.Berdoa dapat membantu dalam mengontrol emosi.
  • Waktu yang tepat
  • Pahamilah bahwa berteriak dan menangis adalah hal yang wajar Ketika sedang marah,namun ada kalanya untuk kita dapat untuk mengeluarkan nya,jangan asal melampiaskan emosi sesaat yang akhirnya akan di sesali di kemudian hari.

Mengendalikan emosi berbeda dengan meredam emosi ,meredam emosi adalah membatasi diri untuk mengekpresikan perasaan,meredam emosi malah dapat berakibat buruk bagi kesehatan seperti kegelisahan, gangguan tidur,tegang,tubuh di rasa tidak sehat,bahkan depresi.Ada baiknya jika emosi yang berlebihan terus berlanjut, kita harus tetap tenang dan perbanyak membaca istiqfar.Jauhi perdebatan,walaupun engkau benar.Salam sehat dan Bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline