Lihat ke Halaman Asli

Tuti ida fitriani

UIN Walisongo

Usaha Telur Puyuh yang Menguntungkan

Diperbarui: 23 November 2021   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KENDAL -- Pandemi Covid-19 hampir dua tahun belum usai, hal ini membuat pengusaha membuat ide lagi untuk bangkit dari keterpurukan. Salah satu idenya yaitu mengembangkan bisnis yang mudah dan bisa diproduksi walau pada masa pandemi ini, seperti ternak telur puyuh di desa Banjaran.

Ternak telur puyuh sedang menjadi bisnis rumahan yang menguntungkan  di tengah pandemi saat ini. Selain mudah perawatannya dan modalnya juga tidak begitu banyak, selain itu rasa dan kasiat dari telur puyuh begitu banyak. Bahkan daging burung puyuh pun banyak peminatnya dan harga masih standar di kantong. Itulah alasan beternak  burung puyuh yang menghasilkan telur menjadi salah satu solusinya.

Lantaran telur puyuh bisa dikreasikan dengan menu makanan apa pun, seperti; bakso, somay, isi risol, tambahan masakan lodeh dan lain-lain, tentu membuat ternak burung puyuh menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Budidayanya juga sangat mudah, bahkan bisa dilakukan oleh pengusaha awal yang belum pernah sekalipun dalam beternak burung puyuh.

Saat ditemui di kediamannya pada Selasa (24/10/21) di Desa Banjaran, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Ibu Sri Suparmi sebagai pemilik bisnis ternak telur puyuh ini mengatakan, bahwasanya ia sudah menjalani bisnis tersebut sejak dua tahun lalu. Mulai dari fase awal yang belum berpengalaman dalam beternak hingga sekarang yang mulai menuai hasil.

Ternak burung puyuh miliknya ini setiap harinya tentu harus mendapatkan perawatan yang sangat bersih agar burung puyuh dapat berkembang dengan baik. Untuk mendapatkan bibit burung puyuh yang berkualitas, beliau dibantu oleh putranya.

"Awalnya saya dibekali anak untuk bisnis telur puyuh,  di belikan kandang beserta burung puyuh tersebut mbak. Untuk perawatannya biasanya setiap pagi saya memberi makan hingga penuh tempat makannya, makanan itu muat untuk jangka satu hari, tetapi air minumnya setiap saat selalu di cek agar tidak kehabisan. membersihkan kotorannya setiap dua hari sekali yang saya manfaatkan untuk pupuk di kebun sendiri. Lalu, pukul 17.00 WIB saya ambili telurnya." tuturnya.

Dalam kendala di masa pandemi ini, hanya ada di pakan burung puyuh yang melonjak naik, yang lain tidak ada kendala.
"Dari hasil ternak ini saya menjual telur puyuh ke pengepul dengan harga Rp. 25.000. per kilo " tambahnya.
Walaupun begitu, turunnya harga telur juga sering ia jumpai. Terkadang, harga telur bisa dijual di bawah Rp. 25.000 lantaran dampak dari pandemi seperti ini.

Meski harga penjualan telur sering kali tidak stabil, Bu Sri terus mengembangkan bisnis ternaknya ini hingga saat ini. Selain dijual, ternyata telur puyuh ini juga dikonsumsi pribadi mengingat kandungan telur puyuh yang kaya akan protein dan sangat sehat untuk meningkatkan imunitas tubuh dikala pandemi saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline