Lihat ke Halaman Asli

Professor Jepang dan Kehangatan Hatinya

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14220970151771537473

"Suasana hati sangat menentukan mudahnya ilmu dipelajari"

Saya belum pernah diajar dan dididik oleh Profesor Indonesia, karena memang saya belum pernah kuliah paska sarjana di kampus Indonesia. Ketika S.1 dahulu di IKIP Semarang, para dosen secara umum mengajar kami secara klasikal, jadi semuanya biasa-biasa saja.

Di Jepang, 2008-2009, saya memperdalam ilmu metodologi pengajaran bahasa Inggris di Aichi University of Education. Selama dua semester, selain mengikuti kuliah yang disampaikan oleh sejumlah Professor, sekali seminggu kami (saya dan mahasiswa S.2/S3) mengikuti mata kuliah seminar di bawah asuhan Professor Pembimbing.

Saya masih merasakan kehangatan hati Professor Pembimbing di Aichi University of Education. Kebiasaan beliau sebelum seminar dimulai, beliau menyempatkan barang 5 menit untuk menyeduh teh dan kemudian menghidangkannya kepada kami (5-7 mahasiswa). Terkadang kami juga menawarkan diri untuk menyeduhkan tehnya, tetapi beliaulah yang lebih sering melakukannya.

Seminar pun dimulai, kami membahas chapter demi chapter buku yang telah kami baca dalam suasana yang begitu hangat!

[caption id="attachment_393032" align="aligncenter" width="576" caption="Bersama Professor Jepang"][/caption]

Di Hiroshima University, selama 5 tahun menjalani studi S.2 dan S.3 (2009-2014), saya mengikuti seminar di bawah bimbingan Professor (academic supervisor) dengan suasana hangat tak kalah beda dengan di Aichi. Apalagi saya adalah mahasiswa asing (non-jepang) pertama yang belajar di lab beliau; jadi, ketika seminar, tak ubahnya kami seperti Ayah dan anaknya! Diskusi, kadang dimarahi karena salah tangkap/salah berfikir, sharing pengalaman hidup, dan saya dibimbing dengan sedemikian sabarnya sampai lulus!

"Kehangatannya memberikan luapan semangat tersendiri bagi saya untuk selalu move dan move! Ya, kehangatan dalam secangkir teh atau kopi Jepang tanpa gula! Dan saya meyakini, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayanglah, yang menjadikan kehangatan itu terjadi. Alhamdulillah!"

Terima kasih, Professors atas segala ilmu dan tata cara mendidik yang telah disematkan kepada kami; semoga ini menjadikan kami sebagai guru dan pendidik yang terus mau belajar untuk senantiasa rendah hati dan baik budi kepada murid-murid.

Sekali lagi,

"Suasana hati sangat menentukan mudahnya ilmu dipelajari"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline