Kang Yana No; 46
" mengapa jadinya begini? andaikan aku tau dari awal,mungkin akan lain jadinya "
Aku tundukan kepalaku kebawah,aku tidak berani memandang wajahnya. Wajah itu membuatku serba salah,bimbang tak tentu arah. Apa yang harus aku katakan lagi kepadanya saat itu.
" mengapa jadi begini "
" kang "
" iya neng "
" sebetulnya waktu itu aku tau akang pulang,malah aku berharap orang kedua yang akang temui adalah aku "
Ternyata dibalik kegelisahanku setiap malam,aku tidak tau ada orang yang memperhatikanku. Disebalik sapamu itu ternyata dirimu mengharapkanku,tapi mengapa engkau diam Inah?...padahal setiap hari aku selalu lewat depan rumahmu ketika aku mau menjenguk ibu tiri. Dirimu hanya tersenyum ketika melihatku. Aku memang buta,buta karena hawa napsu,mengejar sesuatu yang tidak pasti. Hatiku lelah. Perjalanan hidup yang membawaku harus terjebak pada satu kesalahan tentang arti kebahagiaan,aku tak mengerti dengan semua ini dan tak semestinya aku pilih.
memang. Ketika aku datang,orang kedua yang aku temui saat itu adalah sahabatku yang pada suatu ketika aku penasaran dengan seseorang yang berada disitu. Kenangan itu yang membuat hatiku terus datang ketempat itu.
aku masih ingat lagi ketika itu,saat aku berduaan duduk dibangku sebuah warung,pacarku marah-marah ketika melihat kita mesra duduk berduaan. Itulah sebabnya,kemudian aku putuskan dia karena aku tidak tahan dengan sikapnya yang terlalu itu. Dan hari itu ketika aku datang kewarung sahabatku iti,ternyata dirimu kembali ketempat itu. Yang membuat kita berjumpa dan melanjutkan kenangan yang dulunya tertunda.