Pandemi Covid-19 membawa dampak bagi kehidupan kita. Tak luput juga dengan dunia pendidikan, pembelajaran tidak bisa dilaksanakan sebagaimana sebelum adanya pandemi. Pembelajaran dilaksanakan jarak jauh secara daring. Meskipun secara daring, guru harus tetap memberikan layanan yang terbaik bagi siswanya. Modul 1 Calon Guru Penggerak membahas tentang filosofi Bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara (KHD).
Menurut pemikiran KHD, siswa membawa kodrat alam dan kodrat zamannya. Guru ibarat seperti petani, yang mengolah tanah, memupuknya, mencabuti gulma di sekitaran tanaman, agar tanaman-tanaman bisa tumbuh maksimal. Demikian juga siswa, mereka memiliki potensinya masing-masing, tugas guru adalah menuntun, menggali semua potensi, memaksimalkannya, agar siswa tumbuh menjadi pribadi terbaik, yang bahagia, bermanfaat bagi sekitarnya. Budi pekerti menjadi hal yang penting yang harus diperhatikan. Pembelajaran hendaknya dilaksanakan dengan menyenangkan, misalnya belajar melalui bermain. Guru hendadaknya mengabdikan dirinya kepada siswa, KHD menggunakan kalimat "menghamba pada anak". Bahwa segala upaya yang dilakukan hendaknya mengutamakan kepentingan siswa.
Kompetensi yang diharapkan ada pada Guru Penggerak antara lain: mengemabangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin pengembangan sekolah, memimpin manajemen sekolah. Diperlukan kerja sama yang baik dengan siswa, rekan guru lain, Kepala Sekolah, Tenaga Kependidikan di sekolah, komite sekolah, juga masyarakat serta pihak terkait. Aksi nyata yang telah dilakukan antara lain:
- Penyusunan Kesepakatan Kelas Bersama SiswaGuru perlu mengidentifikasi karakteristik siswa dengan menggali harapan dan permasalahan yang dihadapi siswa. Guru memposisikan sebagai kontrol manajer, dilakukan dengan bertanya dan membuat kesepakatan bersama agar muncul motivasi intrinsik pada siswa. Guru juga perlu membangun komunikasi yang baik dengan siswa. Siswa dilibatkan secara aktif berdiskusi menyusun kesepakatan kelas. Guru juga perlu menjadi teladan dalam membangun budaya positif. Untuk selanjutnya disepakati bersama kesepakatan kelas, dan dilaksanakan, serta dilaksanakan evaluasi secara periodik.Karena pembelajaran dilaksanakan secara daring, maka guru menggunakan Google meet untuk bisa berdiskusi dengan siswa.Berikut foto ketika diskusi kelas berlangsung di kelas VIII C hari Senin, 19 Juli 2021: Sayangnya tidak semua siswa bisa berpartisipasi dalam google meet, karena keterbatasan gadget yang dimiliki. Dari 32 siswa kelas VIII C, 16 siswa yang bisa bergabung dalam google meet.
- Sosialisasi Pemanfaatan Google Classroom Kepada Guru di Sekolah
Di awal Tahun Ajaran 2021/2022 SMP Negeri 12 Purworejo menyelenggarakan IHT bagi guru yang dilaksanakan tanggal 12 sd 13 Juli 2021. Sebagai persiapan pembelajaran daring, maka guru diajak untuk mengenal kembali tentang Google Classroom, Google Form, dan Google Meet. Guru diajak untuk mempraktekkan membuat kelas, mengundang pengajar lain, mengundang siswa, mengunggah tugas/materi, dan menggunakan Google Meet. Diharapkan pembelajaran bisa tetap optimal meskipun dilaksanakan secara daring.
Berikut foto kegiatan IHT:
Sebenarnya pemerintah sudah memberikan akun Google for Education dengan fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk PJJ, hanya saja belum semua guru mendapatkan akun tersebut, dan belum mengaktivasi akun pembelajaran tersebut. Tidak semua guru juga bisa hadir, dikarenakan beberapa harus isolasi mandiri.
Dalam aksi nyata yang telah terlaksana, tidak semua rencana berhasil terealisasi. Diantaranya, tidak semua siswa bisa bergabung dalam Google Meet. Untuk mengatasi hal tersebut, diskusi juga dilaksanakan melalui group whatshapp kelas. Dengan partisipasi aktis semua siswa, diharapkan tersusun kesepakatan kelas dan selanjutnya bisa dijalankan oleh semua. Dengan Pandemi ini, guru harus melaksanakan inovasi pembelajaran, berkreasi agar siswa tetap terlayani dengan optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H