Lihat ke Halaman Asli

sigit purwanto

Saya jurnalis. Pemburu durian. Ketua durian traveler Indonesia

"Nice and Calm" di Tanjung Puting

Diperbarui: 24 Oktober 2017   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Nice and calm  di Tanjung Puting.

Apa yang di cari di tanjung puting,  bukan sekedar melihat orang utan,  namun suasana hutan yang nice dan calm sungguh mengcharge mood anda dari lelah kebisingan kota.

Pesawat mendarat di bandara pangkalan embun dengan sempurna,  tak sampe 2 jam dari jakarta saya sudah sampe. Suasana sungguh berbeda, sudah di rasa saat mobil membawa saya ke pelabuhan Kumay.  Sepanjang jalan masih sangat sepi, tak banyak rumah penduduk,  semua masih asri dengan rimbunan ladang.

7 menit dari bandara,  saya sudah sampe di pelabuhan. Tarian sambutan dayak menyambut saya dan rombang " tari mandau khas Dayak kalteng  suku Tomun.  Ritmis, itulah yang selalu rasakan bila mendengar simponi gerak,  musik dan teriakan tarian dayak.  Semua terdengar mistik namun indah seperti Menarik raga ke hutan terdalam. Tebasan mandau menghujam palang pintu yang terbuat dari pohon pisang,  pertanda kita sudah diperbolehkan untuk masuk ke kawasan tanjung puting.

Dok.pribadi

LOB

Dari pelabuhan,  kami menumpang kapal yang didesain khusus untuk wisata mengarungi hutan tanjung puting.  Kapal bertingkat 2 dengan meja makan ditengahnya,  serta kasur empuk di buritan,  belum lagi kursi malas yang tersedia di depan dan belakang kapal. Come on and rileks,  sepertinya sudah merasuk saat kita naik kekapal.

Dok.pribadi

Satu perahu bisa diisi 6 hingga 7 orang.  Di bawah kapal,  ada kamar mandi dan dapur dan ruang awak kapal untuk istirahat.  

Siang itu kapal langsung membelah sungai menuju hilir,  hidangan makan siang sangat istemewa sudah tersaji diatas kapal.

Dibelai angin sepoy dan sambil melihat pemadangan sungai, makan singan kami sangat istewa, apalagi disuguhi air bening dingin,  fresh semua lelah perjanjian anan dari jakarta pangkan bun langsung hilang.

Dok.pribadi

Tujuan kami pertama adalah stasiun feeding Orang Utan  Tanjung Harapan sekitar 2 jam dari pelabuhan.

Rerungkudan pohon nipah,  menjadi pembuka gerbang muara, sajiannya selesai ketika kapal mulai Masuk ke jantung taman Nasional Tanjung Puting.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline