Pernahkah anda berpikir bahwa gaya hidup itu enggak ada matinya? Itulah yang saya rasakan, gaya hidup selalu ada yang baru. Kita sebagai manusia seperti terkejar untuk mengikuti trend dan mode yang sedang berlaku di masyarakat saat ini. Gaya hidup memaksa kita untuk menjadi makhluk konsumtif, seperti contohnya kita mengkonsumsi sesuatu yang sebenarnya bukanlah hal pokok yang kita butuhkan, seperti layaknya sesuatu itu cuma kita inginkan namun harus kita penuhi. Bukankah benar jika kita sering mengalami hal itu?
Jika melihat fenomena sekarang, gaya hidup anak muda lebih cenderung kepada menunjukkan identitas mereka melalui berbagai hal dan berbagai cara. Dilihat lebih dalam lagi sebenarnya manusia ingin menonton milik orang lain namun juga dirinya sendiri ingin ditonton oleh orang lain. David Chaney pun ikut berkata, kamu bergaya maka kamu ada! Kalau kamu tidak bergaya, siap-siaplah untuk tidak dianggap “tidak ada”.
Tuntutan gaya hidup ini tidak hanya melanda kaum berada dan anak-anak muda, sesuatu yang telah menjadi budaya ini memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk melakukan ekspresi diri. Alasan lain adalah karena orang-orang dengan status sosial menengah kebawah tidak tahan dengan standarisasi gaya hidup masa kini. Hingga muncul berbagai sindiran yang ditujukan kepada para kaum menengah kebawah dengan standar gaya hidup seperti layaknya mereka kaum menengah keatas.
Jika ditelisik, semakin kita berburu dan menikmati gaya hidup, semakin besar pula kita dirugikan. entah itu financial, waktu, dan lain-lain. Sebenarnya jika kita terus menuruti dan berburu gaya hidup tidak akan pernah berhenti, gaya hidup akan terus bertransformasi seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman yang terus maju. Mungkin saja gaya hidup orang-orang dimasa depan adalah jalan-jalan ke planet Mars atau nongkrong sambil nge-starbuck di Bulan. Yang jelas di era mendatang orang-orang akan beranggapan bahwa gaya hidup yang kita jalani saat ini adalah gaya hidup yang kuno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H