Lihat ke Halaman Asli

turahmi

pemalang

Atasi Sampah Plastik, Mahasiswa KKN UNDIP TIM II 2021 Mencanangkan Program Pengolahan Sampah dengan Ecobrick

Diperbarui: 11 Agustus 2021   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang (1/8) -, anggota Tim II KKN Undip Turahmi dari jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan mencanangkan Program Sosialisasi Pembuatan Ecobrick kepada masyarakat RT 03 Kelurahan Banyumanik. Program tersebut merupakan salah satu program pengabdian Kuliah Kerja Nyata (KKN).


Penggunaan plastik adalah sesuatu yang lumrah terutama bagi masyarakat perkotaan. Penggunaan plastik yang kemudian menjadi sampah sangat berimbas pada kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) maupun sementara. Teknologi pengolahan sampah sendiri belum berkembang lebih lanjut di negara Bhinneka Tunggal Ika ini. Dalam rangka mengurangi beban pengolahan sampah, selain dengan upaya pengurangan plastic, terdapat beberapa cara untuk mengolah sampah secara mandiri salah satunya adalah ecobrick.

Bahaya sampah plastik sudah lama digaungkan pada masyarakat. Selain tidak bisa terurai secara biologis sampah plastik yang tidak diolah dengan baik juga bisa menimbulkan berbagai wabah penyakit. Solusi untuk mengatasinya adalah dengan mengurangi penggunaan Single Use Plastic atau dengan mengolah sampah plastik menjadi produk lain yang lebih berguna.

Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biologis untuk membuat suatu produk yang dapat digunakan kembali. Contoh pemanfaatan ecobrick adalah menjadi kursi dan meja belajar ataupun pengganti batu bata. Melalui kegiatan santri putri PMM Semarang di Desa Pedalangan pada Minggu (1/8), anggota Tim II KKN Undip Turahmi dari jurusan Teknologi Hasil Perikanan memberikan presentasi dan juga praktek pembuatan ecobrick.

Kegiatan ini telah dilaksanakan pada 1 Agustus 2021 di Pondok Pesantren Madinah Munawwarah Semarang dihadiri oleh 9 santri putri dengan pelaksanaan kegiatan mematuhi protokol dimana adanya lockdown pada pondok sehingga semua santri dilarang untuk beraktifitas diluar lingkungan pondok pesantren. Peserta sosialisasi sangat tertarik terhadap sosialisasi pembuatan ecobrick karena beberapa peserta telah melihat di berbagai daerah lainnya sudah melaksanakan dan menerapkan penggunaan ecobrick.

Dengan menggunakan botol air mineral bekas ukuran 1500 ml, sampah plastik, dan sumpit yang sudah disediakan, santri putri terlihat antusias membuat ecobrick. Pertama-tama sampah plastik dipotong-potong, lalu dimasukkan ke dalam botol. Setelah itu sampah dipadatkan dengan menggunakan sumpit atau tongkat. Botol-botol yang sudah terisi penuh oleh sampah bisa saling direkatkan dengan lem tembak hingga menjadi meja atau bangku.

Penulis : Turahmi

Editor : Lintang Dian Saraswati, S.KM, M.Epid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline