Lihat ke Halaman Asli

Magic Bus (4): Greene Town Center

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1299727430310462765

Sabtu, 5 Maret 2011, Magic Bus menuju ke Greene Town Center di Beavercreek, Ohio. Saya dan suami tak melewatkan kesempatan tersebut. Selain karena tempatnya belum pernah kami kunjungi, itulah Magic Bus terakhir di Winter Quarter ini. Magic Bus berikutnya baru akan ada lagi  hari Sabtu, 2 April 2011 mendatang. [caption id="attachment_94232" align="aligncenter" width="400" caption="salah satu gedung di green town center. lantai dasar untuk pertokoan, lantai atas untuk apartemen."][/caption] Kami berangkat dari apartemen pada pukul 13.08 EST. Seperti biasa kami mampir dulu di Woods Apartemen dan halte Student Union – Wright State University (WSU). Perjalanan dari kampus WSU menuju ke Greene Town Center memakan waktu sekitar 15 menit. Sebenarnya memang tidak terlalu jauh. Sayangnya tidak ada rute bus yang melewati komplek perbelanjaan tersebut. Awalnya saya tidak “ngeh” apa perbedaan mall dengan town center. Yang saya tahu, dua-duanya merupakan pusat perbelanjaan. Sampai di tempat tujuan, saya baru memahaminya. Intinya, pertokoan di mall berada di dalam gedung (indoor), sedangkan town center pertokoannya berjajar di luar (outdoor). Saya pun teringat komplek pertokoan di perumahan Depok Maharaja yang juga mengadopsi konsep town center. Greene Town Center berdiri di atas lahan seluas 290.000 m2. Pembangunannya dilakukan dua tahap. Tahap pertama selesai pada tahun 2006 dan tahap kedua rampung pada musim gugur 2008. Di area tersebut terdapat apartemen, gedung bioskop, restoran, toko buku, dan toko pakaian dengan beragam merk ternama. Bagi penghuni apartemen yang ingin membeli kebutuhan sehari-hari, di seberang komplek pertokoan tersebut terdapat sebuah supermarket besar bernama K-Mart. [caption id="attachment_94234" align="aligncenter" width="400" caption="cinema di green town center"]

cinema di green town center

[/caption] Turun dari bus, kami langsung mencari letak cinema. Kami mendapat informasi dari Dayton Daily News bahwa pukul 13.25 EST ada pemutaran film King's Speech. Sayangnya kami tiba disana pada pukul 13.45 EST. Walaupun sudah terlambat, petugas penyobek tiket tetap mengijinkan kami masuk.

1299728430167283836

1299728639954395457

Di tiket yang kami beli juga tidak terdapat nomor kursi. Prinsipnya, siapa yang datang lebih cepat, dialah yang mendapatkan tempat ternyaman. Tiket masuknya tidak disobek di pintu masuk tiap theater (seperti yang terdapat di kebanyakkan bioskop di Indonesia), melainkan disobek di dekat counter penjualan tiket. Tempat penyobekkan karcisnya dibatasi dengan rantai yang memanjang tepat di depan outlet penjualan snack dan softdrink. Misalnya dalam satu waktu ada beberapa film yang diputar, penonton bisa saja tidak masuk ke ruangan seperti yang tertera di tiket. Toh di pintu ruang pemutaran film tiketnya tidak dicek kembali. Bahkan bila penonton merasa bosan dengan film yang sedang dinikmati, mereka bisa pindah menonton di ruang yang lain. Namun saya tak yakin apakah ada yang pernah berbuat seperti itu. Ini hanya pikiran iseng saya.

Selesai menonton, saat keluar ruangan terdengar salam perpisahahan dari beberapa karyawan di sinema tersebut, termasuk petugas cleaning service. "Have a nice day; have a great weekend", dan semacamnya. Karena mereka saling bersahutan, jadi terasa seru dan meriah.

Di seberang cinema, ada Mongolian Grill. Menurut sopir shuttle bus, restoran tersebut sangat direkomendasikan. “Murah untuk kantong mahasiswa,” begitu katanya. Dari balik jendela, kami melihat orang-orang mengelilingi sebuah meja besar, tempat Grill berukuran besar diletakkan. Sepertinya restoran tersebut memang sangat diminati. Mungkin karena konsepnya uniknya dan harganya yang cukup terjangkau.

[caption id="attachment_94240" align="aligncenter" width="400" caption="mongolian grill"]

mongolian grill

[/caption]

Tak jauh dari Mongolian Grill, kami melewati restoran bernama McCormick & Schmick's. Restoran seafood yang cabangnya tersebar di sembilan negara bagian itu, kabarnya juga punya menu yang enak. Harganya tentu tidak semurah Mongolian Grill. Seafood gitu loh:)

12997321361676497247

12997326821712189477

Ada pula restoran Noodles & Co. yang mengandalkan menu mie dan pasta. Berbagai menu mie dan pasta ala Asia, Mediteran dan juga Amerika ada disana. Di daftar menunya ada Indonesian Peanut Sauce, yang mereka gambarkan sebagai campuran bihun goreng, aneka sayuran dan saus kacang. Entah bagaimana rasanya, karena kami tidak mencobanya.

Selanjutnya ada The Cheesecake Factory yang bisa menjadi persinggahan bagi para penggemar keju. Didalam ruangan yang ditata cukup mewah itu terdapat restoran, bar, dan bakery. Mereka pun melayani pesanan untuk acara-acara khusus. Hebatnya lagi, tempat tersebut memiliki 200 pilihan menu setiap harinya. Wow...

[caption id="attachment_94241" align="aligncenter" width="400" caption="the cheesecake factory"]

the cheesecake factory

[/caption] Saat berada di depan The Cheesecake Factory itulah mata kami tertumbuk pada outlet berhias kanopi merah. Di kanopi itu tertulis: Pasha Grill. Wah, ini dia yang sudah lama ingin kami kunjungi. Restoran Turki tersebut direkomendasikan oleh situs Zabihah dotcom sebagai salah satu tempat makan halal di Dayton. Tanpa berpikir panjang, kami pun masuk kesana.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline