Lombok merupakan salah satu pulau besar selain Sumbawa yang bersama dengan 280 pulau kecil lainnya termasuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sekilas mendengar kata Lombok, mungkin anda juga terlintas kata Bali karena memang letaknya yang berseberangan dan bisa dicapai menggunakan kapal feri dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 30 menit saja.
Sedikit berbeda dengan Bali yang kental dengan nuansa kebudayaan seni dan adat Hindu, Lombok justru terkenal sebagai pulau seribu masjid. Terdapat 3.767 masjid besar dan 5.184 masjid kecil yang tersebar di 518 desa di Pulau Lombok. Mayoritas berpenduduk muslim, maka ketika berkegiatan di pulau ini saya tidak menemukan hingar bingar di tempat hiburan baik di siang atau malam hari, melainkan suasana yang humble dan tenang.
Bahkan selama 5 hari di Lombok, saya (sepertinya) tidak melihat satupun mobil patroli polisi yang berlalu-lalang. Ketika saya tanya kepada pemandu wisata, dia jawab karena tidak ada yang perlu ditertibkan di sini.
Walau mungkin tidak setenar Bali, tapi Lombok juga memiliki keindahan alam yang sangat memukau dengan wisata air dan pegunungan menjadi keunggulannya. Sebut saja Gunung Rinjani sebagai gunung ke-6 tertinggi di Indonesia dengan ketinggian sedikit di bawah Gunung Kerinci di Jambi. Tidak lupa kaki gunungnya, Desa Sembalun dan beberapa destinasi pegunungan cantik lainnya di sana.
Kali ini saya membawa sedikit saja cerita dari Lombok dari sekian banyak keindahan wisata air di sana.
- Gili Trawangan
Identik dengan Lombok, Gili Trawangan saya akui merupakan pusat wisata yang "ramai" karena salah satunya terdapat dermaga kapal feri langsung dari Bali. Serupa dengan Bali selain bertemu dengan banyak turis asing , ada juga beberapa resor, restoran, bar dan pub. Dengan fakta unik bahwa hanya dua jenis transportasi yang digunakan di sini, yaitu sepeda dan cidomo (kereta kuda serupa dengan andong di Jakarta) maka tidak heran bila udara terasa lebih segar karena bebas dari asap kendaraan.
Sebelum mencapai Gili Trawangan, kami mampir di spot snorkeling untuk melihat dan berinteraksi dengan penyu.
Sesampainya di Gili Trawangan, saya memilih sepeda untuk berkeliling di sekitar gili dengan biaya sewa 30.000/jam. Bila malas menggowes, maka cidomo dengan kapasitas 3 orang bisa menjadi pilihan menikmati keliling gili dengan biaya 150.000/trip.
Hal lain yang menarik di Gili Trawangan ini adalah kuliner, restoran-restoran menawarkan menu makanan asli penduduk Gili. Berbagai hasil laut seperti ikan, udang dan cumi segar diolah panggang, goreng atau sup dengan citarasa yang memanjakan lidah asia. Meja-meja makan berada di bibir pantai, bersama angin dan pemandangan laut lepas seperti melengkapi pengalaman di sana.
- Gili Nanggu
Keesokan hari kami mengunjungi pulau kecil lain di sisi barat Lombok, Gili Nanggu. Tidak lebih ramai dari Gili Trawangan, gili ini menawarkan beberapa fasilitas watersport, diving dan snorkeling.
Bila tidak sempat membawa perlengkapan diving dan snorkeling sendiri, jangan khawatir di sini juga banyak pemandu yang menyewakan perlengkapan tersebut. Bukan hanya perlengkapan pemandu umumnya menawarkan jasa dokumentasi bawah laut untuk merekam pengalaman kita bermain dengan ikan hias berwarna warni, termasuk Nemo the clownfish
- Gili Tangkong
Setelah puas bermain air di Gili Nanggu, kami mengunjungi Gili Tangkong untuk makan siang. Disini berbeda dengan dua gili sebelumnya. Tidak ada restoran atau resor, dan saat saya di sana hanya ada dua sampai tiga kelompok saja yang berkunjung, jadi terasa berada di pulau pribadi.
Makan siang dimasak dan disajikan sederhana oleh penduduk lokal. Tapi soal rasa tidak usah diragukan, nikmat !
Sekali lagi, karena cenderung sepi kita bisa puas mengambil gambar dan latar belakang tanpa keramaian.
- Gili Kedis
Tujuan selanjutnya adalah Gili Kedis. Gili dengan luas hanya selebar lapangan tenis dan dikelilingi terumbu karang juga ekosistem bawah air yang aktif. Bentuknya cantik sekali bila di lihat dari atas.
Walaupun kecil, tersedia satu toko minuman yang menyediakan toilet dan mushola. Tempat yang cocok sekali untuk beristirahat dan menghabiskan sore hari sampai senja tiba. Pasir, bintang laut, sinar matahari dan semilir angin sangat bisa dinikmati di sini
Ah menulis ini jadi teringat kembali ke masa menyenangkan itu. Langit biru, alam yang indah, angin segar, makanan nikmat juga keramahan penduduknya. Rasanya belum puas, saya masih ingin kembali untuk melanjutkan perjalanan wisata di sisi Lombok lain yang pastinya tidak kalah seru dari ini. Semoga ya !