Rutinitas terlihat sederhana namun kadang sulit terlaksana dengan baik. Begitu kalimat pembuka dari pengumuman blog competition LA Lights yang ada di kompasiana. Sangat setuju dengan kalimat pembuka tersebut. Memang terkadang rutinitas yang terus berlalu begitu saja menimbulkan kejenuhan bagi yang melakukan, saya sebagai contohnya. Perkuliahan yang demikian padat, aktivitas keorganisasian yang berhari-hari seperti itu terkadang memaksa rasa bosan untuk datang begitu saja.
Rutinitas seperti itu membuat saya tanpa sadar mengarah pada aktivitas-aktivitas yang membuang-buang waktu produktif saya. Nge-game, mantengin media sosial yang kadang tidak terasa berjam-jam waktu terbuang sia-sia, dan nongkrong tidak jelas arahnya. Seorang penulis Indonesia Habiburrahman El-Shirazy dalam sebuah event di kampus saya pernah mengatakan, “Mahasiswa di luar negeri, pukul dua dini hari masih sibuk mengerjakan tugas diperpus kampus. Melakukan penelitian, membaca buku. Lalu kalian? Sudah siapkah kalian bersaing dengan mereka ketika lulus nanti?” Kalimat ini kemudian menimbulkan ketakutan jika melihat demikian tidak produktif aktivitas saya.
Tidak ingin terus terjebak dalam rutinitas yang tidak produktif menggerakkan sebuah tekat saya, “saya harus segera berubah”. Bingung awalnya, apa yang bisa saya lakukan. Mencoba berkumpul dengan orang-orang yang berfikiran maju menjadi langkah awal. Seorang yang terbiasa melanglang buana keluar negeri bermodalkan karya tulisnya menjadi inspirasi saya. Saya juga harus bisa. Awalnya malas juga untuk belajar nulis, ketakutan karena belum pernah menulis timbul. Segera harus saya hilangkan ketakutan itu.
Kompetisi-kompetisi menulis mahasiswa saya coba. Satu lomba saya ikuti, belum lolos. Dua naskah, tiga naskah, empat naskah, belum juga lolos. . Wah, cukup menguras tenaga rasa ingin berhenti timbul juga. Saya harus coba sekali lagi. Dan akhirnya, lolos.
[caption id="attachment_380470" align="aligncenter" width="300" caption="Juara 3 Lomba Esai Nasional MITI"][/caption]
Hasilnya juga cukup memuaskan karena salah satu nominasi juara saya dapatkan. Semakin menambah semangat saya untuk menulis. Terus membuat saya semakin semangat.
[caption id="attachment_380466" align="aligncenter" width="300" caption="Juara 3 Lomba Esai Nasional Universitas Brawijaya"]
[/caption]
Kesempatan untuk datang ke kampus lain kerap saya dapatkan. Juara demi juara saya dapatkan. Gagal itu pasti. Berangkat ke kampus lain juga kerap tidak mendapatkan apa-apa. Tapi satu hasil yang tidak terlihat namun pasti saya dapatkan pengalaman. Pengalaman untuk bertemu dengan orang lebih banyak menambah pengetahuan dan jaringan saya. Hal ini membuat saya semakin lebih semangat.
[caption id="attachment_380467" align="aligncenter" width="300" caption="Berkesempatan menjadi Finalis Lomba Karya Tulis Universitas Hasanuddin, Makassar"]
[/caption]
[caption id="attachment_380468" align="aligncenter" width="300" caption="Menjadi salah satu finalis dalam Lomba Karya Tulis di ITS-Surabaya"]
[/caption]
[caption id="attachment_380469" align="aligncenter" width="300" caption="Berkesempatan menjadi Finalis UNJ Jakarta"]
[/caption]
Hasil yang saya dapatkan sekarang membuat saya berfikir, apa jadinya saat saya dulu jika saya tidak berani bergerak, malas bergerak, atau mengulur waktu saya untuk mau bertindak. Apa yang saya hasilkan membuktikan bahwa segala keinginan dan cita-cita mudah didapat dengan modal berani bertindak, berani bergerak. Dan benar memang kalimat yang menyatakan, segala keterbatasan akan mampu ditembus dengan kemauan yang kuat. Semoga tulisan ini mampu menggugah para pembaca untuk semangat menggali potensi, semangat bekerja, semangat belajar, dan semangat memberikan perubahan positifuntuk masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H